Recently Published
Tetraploid Teak Seedling Was More Tolerant to Drought Stress Than Its Diploid Seedling Image
Tetraploid Teak Seedling Was More Tolerant to Drought Stress Than Its Diploid Seedling Image

Tetraploid Teak Seedling Was More Tolerant to Drought Stress Than Its Diploid Seedling

Policy Synchronization In Mining Licenses In Forest Areas Image
Policy Synchronization In Mining Licenses In Forest Areas Image

Policy Synchronization In Mining Licenses In Forest Areas

The Success of Svlk in Supporting the Improvement of Forest Governance Image
The Success of Svlk in Supporting the Improvement of Forest Governance Image

The Success of Svlk in Supporting the Improvement of Forest Governance

The Role of Scientists in Green Fiscal Policy Formulation: Case Study in Jambi Image
Journal article

The Role of Scientists in Green Fiscal Policy Formulation: Case Study in Jambi

The Role of Scientists in Green Fiscal Policy Formulation: Case Study in Jambi Image
The Role of Scientists in Green Fiscal Policy Formulation: Case Study in Jambi Image
Journal article

The Role of Scientists in Green Fiscal Policy Formulation: Case Study in Jambi

Most Viewed
Efisiensi Saluran Distribusi Produk Mebel: Studi Kasus pada Perusahaan Mebel Ukir di Jepara Image
Journal article

Efisiensi Saluran Distribusi Produk Mebel: Studi Kasus pada Perusahaan Mebel Ukir di Jepara

Keberhasilan suatu Perusahaan selain akan sangat ditentukan oleh tingkat efisiensi produksi, juga ditentukan oleh ketepatan menggunakan saluran distribusi untuk memasarkan produk Perusahaan ke tangan konsumen. Mebel ukir merupakan komoditi kayu olahan yang penting di daerah Jepara yang produknya antara lain dipasarkan di dalam negeri melalui berbagai tipe saluran pemasaran. Penelitian ini dilakukan rmtuk mengetahui efisiensi dari tipe tipe saluran distribusi yang digunakan oleh Perusahaan mebel ukir tersebut.Perusahaan mebel ukir yang menjadi objek studi memasarkan produknya melalui 2 tipe saluran distribusi yaitu : Perusahaan → Konsumen (tipe 1) dan Perusahaan →Distributor →Pengecer →Konsumen (tipe II). Untuk menilai efisiensi, dilakukan analisis biaya distribusi dan volume penjualan selama 3 tahun (tahun 1993 - 1995).Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saluran tipe I, persentase biaya distribusi terhadap volume penjualan cenderung terus menurun yaitu dari 3,25 % menjadi 2, 70%). Besamya biaya distribusi untuk setiap satu unit produk terjual juga terus menurun yaitu dari Rp 7.538 menjadi Rp 6.213. Rata-rata persentase Perubahan volume penjualan lebih besar dibandingkan dengan rata-rata persentase Perubahan biaya distribusi yaitu 63,9 % dengan 48,33%.Pada tipe II, persentase biaya distribusi terhadap volume penjualan menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat yaitu dari 2,07 % menjadi 2,57%. Besarnya biaya distribusi. untuk setiap satu unit produk terjual juga meningkat dari Rp 4. 031 menjadi Rp 6. 739. Sedangkan rata-rata persentase Perubahan volume penjualan lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata persentase Perubahan biaya distribusi yaitu 80, 75% dengan 110,80%. Hal tersebut menunjukkan bahwa saluran distribusi tipe 1 telah dikelola secara lebih efisien dibandingkan dengan saluran tipe II. Meskipun demikian didalam upaya memperluas pangsa pasar, keberadaan saluran distribusi tipe II masih diperlukan oleh Perusahaan karena dapat lebih memperluas jangkauan pasar produk Perusahaan.
Pembuatan Briket Arang dari Serbuk Gergajian Kayu dengan Penambahan Tempurung Kelapa Image
Journal article

Pembuatan Briket Arang dari Serbuk Gergajian Kayu dengan Penambahan Tempurung Kelapa

Limbah serbuk gergajian kayu mempunyai potensi yang cukup besar untuk terus dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan briket arang. Guna lebih meningkatkan sifat fisis dan kimia briket arang serbuk gergajian kayu maka dilakukan penelitian dengan menambahkan arang tempurung kelapa sebagai bahan baku briket. Dalam percobaan ini arang tempurung kelapa yang ditambahkan sebesar 10%, 15% dan 20% dari berat briket. Pengarangan serbuk gergaji dan tempurung kelapa dilakukan secara terpisah dengan menggunakan kiln drum selama 5-7 jam dan selanjutnya dibuat briket sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan. Pada pembuatan briket digunakan perekat kanji sebanyak 2,5% yang dikempa dingin pada tekanan 3,125 ton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan briket dari 100% arang serbuk gergaji, temyata penambahan arang tempurung kelapa mampu meningkatkan kerapatan, kekuatan tekan dan nilai kalor.Secara keseluruhan nilai kerapatan briket arang berkisar antara 0,45-0,59 g/cm3, kekuatan tekan 4,67-6,72 kg/cm2, kadar air 3,51-4.75%, kadar zat menguap 22.18-25,77,. kadar abu 3,56-4.23%, kadar karbon terikat 70,28-73,82% dan nilai kalor berkisar antara 6.198,99-6.522,84 kal/g. Briket arang dengan komposisi 90% arang serbuk gergaji dan 10% arang tempurung kelapa memberikan hasil yang terbaik untuk kadar air (3,51%), kadar zat menguap (22,18%), kadar karbon terikat (73,82%) dan nilai kalor (6.522.84 kal/g).
Kajian Hutan Kemasyarakatan sebagai Sumber Pendapatan : Kasus di Kab. Gunung Kidul Image
Kajian Hutan Kemasyarakatan sebagai Sumber Pendapatan : Kasus di Kab. Gunung Kidul Image
Journal article

Kajian Hutan Kemasyarakatan sebagai Sumber Pendapatan : Kasus di Kab. Gunung Kidul

Kajian Kebijakan Pengelolaan Hutan Lindung Image
Kajian Kebijakan Pengelolaan Hutan Lindung Image
Journal article

Kajian Kebijakan Pengelolaan Hutan Lindung

Suggested For You
Growth of Nyamplung (Calophyllum Inophyllum L.) on Three Planting Patterns and Dose of Fertilizer on Sandy Beach Pangandaran, West Java Image
Journal article

Growth of Nyamplung (Calophyllum Inophyllum L.) on Three Planting Patterns and Dose of Fertilizer on Sandy Beach Pangandaran, West Java

Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) is one of the new alternatives of biofuels materials in the world. Hitherto, the information on the cultivation and processing techniques is very limited. This study aims to find out the growth of nyamplung on some cropping patterns on sandy beach Pangandaran in 4 (four) years. The experimental design used in this study was split plot design. The main plots were cropping pattern: agroforestry nyamplung, nyamplung monoculture and nyamplung + pandanus, and the subplot were fertilizer doses: (1) no fertilizer (control), (2) 5 kg of organic fertilizer + 100 gr/plant NPK and (3) 10 kg of organic fertilizer + 200 gr/plant of NPK fertilizer. Each combination treatment consists of 25 plants that were repeated 3 times , so that the total number of plants observed were 675 plants. The growth parameters observed: survival rate, height, diameters and number of branches of plant until 4 years. The results of this study showed that the interaction of treatments were statistically not significant. The growth of the plants was significantly affected by cropping pattern and fertilization. The Agroforestry pattern produces the highest survival rate and growth that is 97.33% with an average height of 220 cm and an average diameter of 5.08 cm. Recommended fertilizer doses are 5 kg of organic fertilizer for base and 100 grams of advanced fertilizer NPK twice a year.
Read more articles