Recently Published
Most Viewed
Penguatan Kurikulum Muatan Lokal dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Image
Conference paper

Penguatan Kurikulum Muatan Lokal dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar

Pertanyaan yang paling mendasar berkaitan dengan pengembangan kurikulum adalah apakah guru mampu mendesain, mengimpelementasikan dan mengevaluasi kurikulum muatan lokal yang mengembangkan life skills di tingkat satuan pendidikan.Pengembangan kurikulum yang mempersiapkan peserta didik untuk mengembangkan potensi daerah belum berjalan secara baik di masing-masing tingkat satuan pendidikan, hal ini ditandai dengan belum memasyarakatnya kurikulum muatan lokal yang mengembangkan potensi masing-masing daerah dan masih banyaknya muatan lokal yang seragam antara sekolah yang satu dengan yang lain.Dari hasil survay pendahuluan keterbatasan sekolah dalam mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan potensi daerah dalam mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan-kemampuannya yang sesuai dengan lingkungannya, disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: Kurangnya sumber daya manusia yang tersedia untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal yang sesuai dengan potensi daerah. Kurangnya pemahaman guru/sekolah dalam mengembangkan kurikulum muatan lokal. Adanya kurikulum muatan lokal yang sudah ada sebelumnya, dirasakan oleh sekolah sudah cukup untuk memberikan bekal kemampuan kepada peserta didik. Terbentur masalah dana yang digunakan untuk pengembangan kurikulum muatan lokal.
Pengaruh Pemberian Hadiah (Reward) terhadap Kemandirian Belajar Anak di TK Tunas Muda Karas Kabupaten Magetan Ta 2015/2016 Image
Conference paper

Pengaruh Pemberian Hadiah (Reward) terhadap Kemandirian Belajar Anak di TK Tunas Muda Karas Kabupaten Magetan Ta 2015/2016

Reward merupakan suatu penghargaan yang diberikan kepada seseorang yang memiliki kelebihan biasanya reward diberikan kepada orang yang memiliki prestasi, berperilaku baik, rajin, tekun, dan lain-lain, reward berlaku disetiap instansi pada anak usia dini reward menjadi pegangan para guru dalam mengkondisikan anak di kelas pada setiap kegiatan pembelajaran dan hal ini akan berpengaruh terhadap kemandirian belajar siswa. Tujuan penelitian ini yaitu penulis ingin mengetahui bagaimana penerapan reward dalam kegiatan belajar mengajar pada anak usia dini di TK Tunas Muda II Karas Magetan dan ingin mengetahui apakah reward dapat mempengaruhi kemandirian belajar anak di Taman Kanak-kanak dan dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode bermain sambil belajar, diagram bintang, pemberian hadiah berupa benda/barang yang membuat anak bangga dan disukai oleh anak. Penelitian ini langsung meneliti kegiatan belajar mengajar siswa, kegiatan guru, kepala sekolah, dan keadaan lingkungan sekolah. Peneliti juga meneliti bagaimana cara siswa atau peserta didik dalam menghadapi masalah, aktivitas keseharian di dalam kelas, guru dalam menghadapi perilaku siswanya dalam kemandirian belajar siswa. Hasil penelitian penulis bahwa reward diterima berbeda-beda oleh anak tergantung cara pemberian reward itu diberikan kepada anak dengan pemberian yang mendidik maka setiap anak akan menerimanya dengan semangat dan merupakan suatu penghargaan, peneliti berharap semoga dalam penelitian ini berdampak baik dan menjadi acuan belajar yang baik bagi siswa, guru dalam mengkondisikan anak di kelas agar kemandirian belajar anakakan tercipta dengan baik.
Suggested For You
Pengembangan Model Leadership 3.0 untuk Meningkatkan Motivasi dan Kepuasan Kerja Guru Sekolah Dasar Image
Conference paper

Pengembangan Model Leadership 3.0 untuk Meningkatkan Motivasi dan Kepuasan Kerja Guru Sekolah Dasar

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model leadership 3.0 untuk meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja guru. Permasalahan yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa motivasi dan kepuasan kerja guru masih rendah, belum sesuai yang diharapkan. Di samping itu, kepemimpinan di sekolah yang dilaksanakan saat ini masih perlu peningkatan. Penelitian ini menerapkan leadership 3.0 di sekolah dasar, yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari konsep kepemimpinan Stephen J. Sampson, yaitu Leaders without Titles yang mencakup enam aspek yakni physicality, intellectuality, emotionality, sociability, personability, dan moral ability. Enam aspek tersebut kemudian diperkaya dan diadaptasi sesuai dengan konteks di Indonesia oleh Ardhi Ridwansyah dan dikenal dengan nama Leadership 3.0, yang merupakan seni kepemimpinan horizontal yang diyakini mampu mempengaruhi orang lain tanpa mengandalkan gelar dan jabatan.Dalam suatu lembaga pendidikan, kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah akan berpengaruh terhadap kinerja guru-guru di sekolah tersebut. Dengan kepemimpinan kepala sekolah yang baik diharapkan guru-guru akan melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik pula. Kepala sekolah yang menampilkan kepemimpinan dengan keteladanan yang baik, akan menjadi contoh dan panutan bagi semua warga sekolah yang bersangkutan. Dengan kepemimpinan yang baik akan menjadikan kondisi kerja yang baik, dan mendukung terciptanya mitra kerja yang baik pula. Dengan demikian maka para guru tersebut akan termotivasi untuk melaksanakan tugas dengan motivasi kerja yang tinggi, dan mereka akan memperoleh kepuasan dalam menjalankan tugasnya.
Read more articles