Baru saja dipublikasikan
Manajemen Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (Pmr) Image
Journal article

Manajemen Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (Pmr)

Manajemen Perpustakaan Terakreditasi Image
Manajemen Perpustakaan Terakreditasi Image

Manajemen Perpustakaan Terakreditasi

Manajemen Bengkel Sekolah Image
Manajemen Bengkel Sekolah Image

Manajemen Bengkel Sekolah

Pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah (Uks) Image
Pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah (Uks) Image

Pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah (Uks)

Manajemen Program Iman dan Taqwa (Imtaq) sebagai Penguatan Pendidikan Karakter Siswa Image
Journal article

Manajemen Program Iman dan Taqwa (Imtaq) sebagai Penguatan Pendidikan Karakter Siswa

Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (Ppk) di Masa Pandemi Covid 19 pada Smkn\u002D1 Palangka Raya Image
Journal article

Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (Ppk) di Masa Pandemi Covid 19 pada Smkn-1 Palangka Raya

Manajemen Humas dalam Program Praktik Kerja Industri Jurusan Perhotelan SMKN 3 Palangka Raya Image
Journal article

Manajemen Humas dalam Program Praktik Kerja Industri Jurusan Perhotelan SMKN 3 Palangka Raya

Manajemen Program Iman dan Taqwa (Imtaq) sebagai Penguatan Pendidikan Karakter Siswa Image
Manajemen Program Iman dan Taqwa (Imtaq) sebagai Penguatan Pendidikan Karakter Siswa Image
Journal article

Manajemen Program Iman dan Taqwa (Imtaq) sebagai Penguatan Pendidikan Karakter Siswa

Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (Ppk) di Masa Pandemi Covid 19 pada Smkn\u002D1 Palangka Raya Image
Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (Ppk) di Masa Pandemi Covid 19 pada Smkn\u002D1 Palangka Raya Image
Journal article

Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (Ppk) di Masa Pandemi Covid 19 pada Smkn-1 Palangka Raya

Manajemen Humas dalam Program Praktik Kerja Industri Jurusan Perhotelan SMKN 3 Palangka Raya Image
Manajemen Humas dalam Program Praktik Kerja Industri Jurusan Perhotelan SMKN 3 Palangka Raya Image
Journal article

Manajemen Humas dalam Program Praktik Kerja Industri Jurusan Perhotelan SMKN 3 Palangka Raya

Paling banyak dilihat
Pembinaan Profesional Guru Sekolah Dasar Daerah Terpencil Image
Journal article

Pembinaan Profesional Guru Sekolah Dasar Daerah Terpencil

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Pembinaan profesional guru SD daerah terpencil di wilayah kerja UPTD Kecamatan Damang Batu, dilihat dari aspek: (1) Pembinaan professional guru SD melalui: (a) Intensive Development, (b) Cooperative Development, (c) Self- Directed Development, dan (2) Faktor pendukung dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan profesional guru SD daerah terpencil. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumentasi. Penetapan sumber data dilakukan dengan teknikpurposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pola interaktif Miles dan Huberman (1994). Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan derajat kepercayaan (credibility) melalui teknik triangulasi baik sumber maupun metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pembinaan profesional guru SD daerah terpencil, melalui: (a) Intensive Development, dilaksanakan melalui kegiatan yang lazim ditujukan untuk mengembangkan profesional guru serta program kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan guru; (b) Cooperative Development, dilaksanakan melalui kegiatan kunjungan ke sekolah lain, sharing pengalaman dengan sejawat, aktif dalam kegiatan MGMP, serta saling mendukung untuk meningkatkan motivasi kerja; dan (c) Self- Directed Development, dilaksanakan melalui kegiatan pembuatan media ajar, aktif membaca buku di perpustakaan sekolah, aktif mengikuti seminar/pelatihan, serta aktif mencari bahan ajar baru jika memiliki kesempatan untuk mengakses internet; dan (2) Faktor pendukung meliputi terjalinnya kerjasama yang sinergis antara Dinas Pendidikan, UPTD, pengawas, kepala sekolah dan guru; sedangkan faktor kendala belum semua guru mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program pembinaan profesional disebabkan kondisi geografis serta sukarnya akses dari dan menuju ke sekolah tersebut. Kata Kunci: Pembinaan Profesional, Guru Sekolah Dasar, Daerah Terpencil References: Arifin. (2011). Kompetensi Guru dan Strategi Pengembanganya. Yogyakarta: Penerbit LILIN. Arnold, P. (2001). Review of Contemporary Issues for Rural Schools. Education in Rural Australia, 11 (1), 30-42. Bafadal, I. (2003). Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar: Dalam Rangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Collette, A.T., & Chiappetta, E. L. (1994). Science Instruction in the Middle and Secondary Schools(3rd Edition). New York: Merrill. Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.Departemen Pendidikan Nasional. Dinas Pendidikan Kabupaten Gunung Mas. (2010). Laporan Tahunan DinasPendidikan Kabupaten Gunung Mas Tahun 2010. Dinas Pendidikan Kabupaten Gunung Mas. (2016). Data Hasil UKG Tahun 2015. Gaffar, F. M. (1987). Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi. Jakarta: Depdikbud. Glatthorn, A. A. (1995). Teacher Development. In: Anderson, L. (Ed.). International Encyclopedia of Teaching and Teacher Education. Second Edition.London: Pergamon Press. Gorton, R. A. (1976). School Administration Challenge and Opportunity for Leadership.New York: Wm. C. Brown Company Publishers. Hanson, M. E. (1985). Educational Administration and Organizational Behavior. Third Edition. Boston Allyn and Bacon. Heslop, J. (1996). A Model for The Development of Teacher in a Remote Area of Western Australia.Australian Journal of Education. Vol.21: Iss.1, Article 1. Available at: http://ro.ecu.edu.au/ajte/vol21/iss1/1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). (2012). Pedoman Uji Kompetensi Guru.Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). (2015). Pedoman Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru.Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Khasanah, N. (2014). Ternyata ini Alasan Pendidikan di Jawa Lebih Berkualitas. Diakses pada tanggal 20 Juli 2018, dari: https://www.kompasiana.com/noerchasanahkinar/ 54f868f5a333113a038b4577/ternyata-ini-alasan-pendidikan-di-jawa-lebih-berkualitas. Koswara, D. D., & Triatna, C. (2011). Manajemen Pendidikan: Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan.Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Alfabeta. McPherson, R. B. (1986). Managing Uncertainty: Administrative Theory and Practice in Education. Colombus: Charles E. Merrill Publishing Company. Miles, M., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press. Mulyasa, E. (2013). Uji Kompetensi Guru dan Penilaian Kinerja Guru.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Mustofa. (2007). Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru di Indonesia.Jurnal Ekonomi Pendidikan, Vol.4 (1). Nugroho, P. J. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme Guru SD Daerah Terpencil Daratan Pedalaman Kabupaten Gunung Mas.Prosiding Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2013. Dies Natalis Universitas Palangka Raya. ISSN: 2354-6727. Nugroho, P. J. (2017). Pengembangan Model Pelatihan Inovatif untuk Meningkatkan Kompetensi Guru SD Daerah Terpencil. Jurnal Sekolah Dasar: Kajian Teori dan Praktik, Vol.26 (2). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Rohani, N. K. (2004). Pengaruh Pembinaan Kepala Sekolah dan Kompensasi Terhadap Kinerja Guru SLTP Negeri di Kota Surabaya.Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.5 (1). Saud, U. S. (2009). Pengembangan Profesi Guru SD/MI. Bandung: Alfabeta. Sher, J. P., & Sher, K. R. (1994). Beyond the Conventional Wisdom: Rural Develop-ment as if Australia's Rural People and Communities Really Mattered. Journal of Research in Rural Education, Vol 10 No 1. Siram, R. (1992). Pelaksanaan Model Sistem Guru Kunjung Suatu Alternatif Pemerataan Pendidikan Sekolah Dasar Daerah Terpencil di Kalimantan Tengah.Tesis tidak dipublikasikan, PPS IKIP Malang. Snyder, K. J., & Anderson, R. H. (1986). Managing Productivity Schools. Orlando: Academic Press College Division. Supriadi, D. (1990). Pendidikan di Daerah Terpencil: Masalah dan Penanganannya. Analisis CSIS No. 5. Bandung: IKIP Bandung. Tjalla, A. (2010). Potret Mutu Pendidikan Indonesia ditinjau dari Hasil-Hasil Studi Internasional.Diakses tanggal 20 Juli 2018 dari: http://repository.ut.ac.id/2609/1/fkip201047.pdf. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Implementasi Supervisi Pembelajaran Berbasis Karakter oleh Kepala Sekolah di Sdn 6 Bukit Tunggal Kota Palangka Raya Image
Journal article

Implementasi Supervisi Pembelajaran Berbasis Karakter oleh Kepala Sekolah di Sdn 6 Bukit Tunggal Kota Palangka Raya

Penelitian ini mendeskripsikan implementasi supervisi pembelajaran berbasis karakter oleh kepala sekolah di SDN 6 Bukit Tunggal Kota Palangka Raya. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus. Penelitian ini mengacu pada aspek implementasi supervisi pembelajaran berbasis karakter yang berfokus pada: 1) strategi implementasi supervisi pembelajaran berbasis karakter; serta 2) faktor pendukung dan kendala dalam implementasi supervisi pembelajaran berbasis karakter. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian, data dikumpulkan dan di analisis dengan menggunakan pola interaktif dari Miles dan Huberman (reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) strategi implementasi supervisi pembelajaran berbasis karakter oleh kepala sekolah menggunakan metode bersifat individual yang meliputi percakapan pribadi, kunjungan kelas, observasi kelas, dan rapat dengan dewan guru. Serta (2) faktor pendukung dan kendala yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan supervisi pembelajaran berbasis karakter yakni: (1) faktor pendukungnya seperti: adanya dukungan dari pihak dinas pendidikan terkait, dukungan dari orang tua siswa yang ingin anak-anaknya mendapatkan pembelajaran yang berkualitas. Sedangkan (2) kendala yang dihadapi ialah masih ditemukan guru yang menghindar bahkan takut untuk disupervisi, serta kurangnya pemahaman guru terkait pentingnya supervisi dalam memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di kelas. Kata Kunci: Implementasi, Supervisi Pembelajaran, Karakter References: Berliani, T., & Wahyuni, R. (2017). Implementasi Supervisi oleh Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru. Jurnal Manajemen dan Supervisi Pendidikan, 2(2): 124-135. Burhanuddin, S., Imron, A., Maisyaroh., & Ulfatin, N. (2007). Supervisi Pendidikan dan Pengajaran: Konsep, Pendekatan, dan Penerapan Pembinaan Profesional. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Daryanto., & Rachmawati, T. (2015). Supervisi Pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media. Emzir. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisa Data. Jakarta: PT. Rajagrapindo Persada. Gunawan, I. (2009). Sertifikasi Guru: Antara Harapan dan Kenyataan. Banjarmasin Pos, hlm. 6. Gunawan, I. (2015a). Mengembangkan Alternatif-alternatif Pendekatan dalam Pelaksanaan Supervisi Pengajaran. Manajemen Pendidikan, 24(6), 467-482. Gunawan, I. (2016). Manajemen Kelas. Malang: UM Press. Masaong. 2013. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru. Bandung: Alfabeta. Mulyasa, E. (2013). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Askara. Muslim. (2013). Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta. Purwanto, N. (2007). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sagala, S. (2009). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta Sahertian, P. A. (2008). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Sutisna. (1989). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa Bandung. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Implementasi “Hasupa Hasundau” Dalam Membina Peserta Didik Image
Journal article

Implementasi “Hasupa Hasundau” Dalam Membina Peserta Didik

Pengembangan Budaya Sekolah Berbasis Katolik Image
Journal article

Pengembangan Budaya Sekolah Berbasis Katolik

Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Image
Journal article

Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

Implementasi “Hasupa Hasundau” Dalam Membina Peserta Didik Image
Implementasi “Hasupa Hasundau” Dalam Membina Peserta Didik Image
Journal article

Implementasi “Hasupa Hasundau” Dalam Membina Peserta Didik

Pengembangan Budaya Sekolah Berbasis Katolik Image
Pengembangan Budaya Sekolah Berbasis Katolik Image
Journal article

Pengembangan Budaya Sekolah Berbasis Katolik

Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Image
Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Image
Journal article

Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

Disarankan Untuk Anda
Manajemen Program Keterampilan (Vokasi) Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (Abk) di Slbn\u002D1 Palangka Raya Image
Journal article

Manajemen Program Keterampilan (Vokasi) Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (Abk) di Slbn-1 Palangka Raya

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Manajemen Program Keterampilan (Vokasi) bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SLBN-1 Palangka Raya. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yaitu pada Perencanaan program Vokasi dimulai dari struktur kurikulum, kebutuhan dasar yang disusun oleh guru-guru dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan program Vokasi sudah sangat baik dengan kegiatan pembelajaran sesuai perencanaan dan guru selalu mendampingi dan membimbing peserta didik dalam pelaksanaannya sampai memiliki kemampuan menghasilkan suatu produk yang berkualitas. Peserta didik yang dianggap mampu akan melaksanakan praktik magang selama satu bulan pada dunia usaha/dunia industri ataupun di instansi pemerintah/swasta melalui MoU yang sudah terjalin. Hal lain yang mendukung pelaksanaan program ini yaitu dukungan dari berbagai pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Evaluasi program sudah baik, dibuktikan dengan adanya evaluasi dan pengawasan oleh kepala sekolah serta guru-guru telah melaksanakan evaluasi dari praktik mandiri di kelas sampai praktik magang.
Pengelolaan Kantin Sehat di Sdn 6 Bukit Tunggal Palangka Raya Image
Journal article

Pengelolaan Kantin Sehat di Sdn 6 Bukit Tunggal Palangka Raya

Implementasi Sekolah Rujukan pada SMPN 1 Dusun Selatan Buntok Image
Journal article

Implementasi Sekolah Rujukan pada SMPN 1 Dusun Selatan Buntok

Model Kepemimpinan Dayak dalam Meningkatkan Mutu Sekolah Image
Journal article

Model Kepemimpinan Dayak dalam Meningkatkan Mutu Sekolah

Pengelolaan Kantin Sehat di Sdn 6 Bukit Tunggal Palangka Raya Image
Pengelolaan Kantin Sehat di Sdn 6 Bukit Tunggal Palangka Raya Image
Journal article

Pengelolaan Kantin Sehat di Sdn 6 Bukit Tunggal Palangka Raya

Implementasi Sekolah Rujukan pada SMPN 1 Dusun Selatan Buntok Image
Implementasi Sekolah Rujukan pada SMPN 1 Dusun Selatan Buntok Image
Journal article

Implementasi Sekolah Rujukan pada SMPN 1 Dusun Selatan Buntok

Model Kepemimpinan Dayak dalam Meningkatkan Mutu Sekolah Image
Model Kepemimpinan Dayak dalam Meningkatkan Mutu Sekolah Image
Journal article

Model Kepemimpinan Dayak dalam Meningkatkan Mutu Sekolah

Journal article

Pembinaan Etos Kerja Guru di Smas Golden Christian School Palangka Raya

Pembinaan Etos Kerja Guru di Smas Golden Christian School Palangka Raya Image
Journal article

Implementasi Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh (Pjj) di Upbjj-ut Palangka Raya

Implementasi Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh (Pjj) di Upbjj\u002Dut Palangka Raya Image
Journal article

Manajemen Program Penguatan Pendidikan Karakter di Smk Karsa Mulya Palangka Raya

Manajemen Program Penguatan Pendidikan Karakter di Smk Karsa Mulya Palangka Raya Image
Baca artikel lainnya