Baru saja dipublikasikan
Implementasi Discovery Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Proses Sains Siswa SMA Image
Journal article

Implementasi Discovery Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Proses Sains Siswa SMA

Telah dilakukan penelitian mengenai implementasi discovery learning untuk meningkatkan keterampilan dasar proses sains. Discovery learning yang diterapkan dalam penelitian ini merupakan sebuah pendekatan paling sederhana dari level pembelajaran inquiry dan dianggap paling layak bagi peserta didik yang belum terbiasa dengan kegiatan inquiry. Keterampilan dasar proses sains yang diteliti meliputi keterampilan mengamati, mengukur, mengkomunikasikan, dan membuat kesimpulan. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan Randomized Pretest-Postest Control Group Design. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pembelajaran pada kelas eksperimen lebih baik dalam keterampilan dasar proses sains dibandingkan dengan pembelajaran pada kelas kontrol. N-gain pemahaman konsep pada kelas eksperimen berada pada kategori tinggi dengan komposisi keterampilan mengamati (0,85), mengukur (0,79), mengkomunikasikan (0,75), dan membuat kesimpulan (0,84). Sedangkan N-gain pada kelas kontrol berada pada kategori sedang dengan komposisi keterampilan mengamati (0,61), mengukur (0,72), mengkomunikasikan (0,45) dan membuat kesimpulan (0,64)
Redesain Lembar Aktivitas Mahasiswa Berdasarkan Analisis Kesulitan Mahasiswa pada Konsep Rangkaian Listrik Arus Searah pada Perkuliahan Fisika Dasar Image
Journal article

Redesain Lembar Aktivitas Mahasiswa Berdasarkan Analisis Kesulitan Mahasiswa pada Konsep Rangkaian Listrik Arus Searah pada Perkuliahan Fisika Dasar

Penelitian ini difokuskan pada redesain Lembar Aktivitas Mahasiswa (LAM) pada materi rangkaian listrik arus searah di perkuliahan Fisika Dasar. Redesain yang dimaksud adalah mendesain kembali LAM yang sudah diimplementasikan berdasarkan analisis kesulitan konseptual mahasiswa. Data kesulitan mahasiswa dianalisis dari lembar jawaban mahasiswa pada saat tes tertulis. Selain didasarkan pada upaya peningkatan pemahaman konsep mahasiswa, penelitian ini juga diharapkan dapat menghasilkan LAM yang standar yang bisa digunakan dalam perkuliahan Fisika Dasar khususnya untuk materi rangkaian listrik arus searah. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan mahasiswa sebagai dasar redesain LAM. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi pendidikan Fisika semester III tahun akademik (TA) 2014/2015 sebanyak 41 mahasiswa dan mahasiswa TA 2015/2016 sebanyak 43. Instumen tes yang digunakan dalam penelitian berbentuk multiple choice yang diadaptasi dari Determining and Interpreting Resistive Electric Circuits Concepts Test Version 1.0 (DIRECT). Analisis jawaban mahasiswa TA 2014/2015 pada tes tertulis menunjukkan beberapa kesulitan konseptual mahasiswa sebagai berikut. Pertama, mengidentifikasi pengaruh besarnya hambatan (penambahan atau pengurangan hambatan) terhadap arus yang mengalir dalam rangkaian gabungan (seri-paralel) dan pada komponen listrik (lampu). Kedua, mengidentifikasi pengaruh penambahan hambatan yang dipasang seri terhadap arus dan tegangan atau nyala lampu. Ketiga,mengidentifikasi pengaruh penambahan hambatan yang diapasang paralel terhadap arus tegangan dan hambatan total. Keempat, membandingkan kuat arus yang melalui resistor (atau suatu titik dalam rangkaian) yang disusun paralel. Temuan ini menjadi dasar meredesain LAM. LAM yang sudah diredesain diujicoba kembali pada mahasiswa TA 2015/2016. Hasil dari implementasi redesain ini menunjukkan ada pengurangan kesulitan mahasiswa pada konsep rangkaian listrik arus searah.
Paling banyak dilihat