Baru saja dipublikasikan
Paling banyak dilihat
Konsep Seni Qasidah Burdah Imam Al Bushiri Sebagai Alternatif Menumbuhkan Kesehatan Mental Image
Journal article

Konsep Seni Qasidah Burdah Imam Al Bushiri Sebagai Alternatif Menumbuhkan Kesehatan Mental

Healing various diseases that affect unhealthy mental does not only need medical solutions but also non-medical ones including some aspects of religiosity like praying, guiding dzikr, and expressing Qasida Burdah. Qasidah Burdah is a qasida song that contains lyric of Shalawat addressed to the Prophet Muhammad. It is one of the alternatives to develop mental health of a Muslim. It is not only a kind of poem created by Imam Al-Bushiri as such, but also becomes a guide, because the elements within the poem are in accordance with the Qur'an and the Sunnah.***Berbagai penyakit yang berdampak pada ketidak sehatan mental, dibutuhkan solusi bukan hanya dalam medis, akan tetapi dalam non medis dalam segi religusitas seperti beribadah, bimbingan dzikir, malantunkan qasidah burdah. Qasidah burdah merupakan merupakan qasidah (lagu-lagu) yang berisi syair tentang pujian/shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Qasidah burdah sebagai salah satu alternative dalam menumbuhkan kesehatan mental seorang muslim. Qasidah burdah bukan hanya sekedar lantunan puisi yang diciptakan oleh Imam Al-bushiri, akan tetapi merupakan tuntunan, karena unsur-unsur yang ada pada syair burdah sesuai dengan tuntunan Al-qur'an dan sunah.
Dakwah Bil\u002Dhikmah Di Era Informasi Dan Globalisasi Berdakwah Di Masyarakat Baru Image
Journal article

Dakwah Bil-hikmah Di Era Informasi Dan Globalisasi Berdakwah Di Masyarakat Baru

Da'wah is an Islamic propagation activity that requires continuing reforms in terms of content, strategies, methods and the da'i's qualifications. This is due to the dynamics of the mad'u (da'wah addressee) conditions as well as the change of social environment that need to such reforms in order to get a relevant and contextual format in conducting da'wah. The da'wah movement in the global era should not only present the conventionally-traditional content, but also the modern way by using technology. Therefore, it can reach the target widely with the contents basing on the needs and challenges of the complex new society. Relying on the authoritative sources of Islam, the Qur'an and the other relevant sources, this paper presents a da'wah bil hikmah in the context of new society.***Dakwah merupakan aktivitas yang menuntut pembaharuan secara terus-menerus baik dari sisi content, cara, strategi, dan atau metodenya maupun kualifikasi pelakunya. Hal ini karena adanya dinamika sasaran dakwah dan lingkungan sosial yang terus berubah yang menuntut selalu adanya pembaharuan. Pembaharuan ini dalam rangka mencari format yang relevan dan kontekstual dalam dakwah. Garakan dakwah di era global sudah sejatinya menyuguhkan content, bukan hanya secara konvensional-tradisional, tapi secara modern dengan menggunakan IT, sehingga menjangkau sasaran dakwah yang luas, melintas batas dengan isi yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan masyarakat baru yang kompleks dan dengan penuh kedalaman, meski bernuansa praktis. Dengan berpijak pada sumber otoritatif Islam, al-Qur'an secara tematik dan sumber lain yang relevan, tulisan ini menyuguhkan dakwah bilhikmah dalam konteks masyarakat baru.
Disarankan Untuk Anda
Mengevaluasi Ulang Dakwah Pada Pemeluk Agama Lokal: Studi Kasus Pada Komunitas Samin Image
Journal article

Mengevaluasi Ulang Dakwah Pada Pemeluk Agama Lokal: Studi Kasus Pada Komunitas Samin

Indonesia has a variety of cultures, ethnicity, race, creed, and religion. Unfortunately, between people and the state have different views toward religions and faiths. The state does not categorize Samin as a religion but a cult that is a part of cultures. Accordingly, Samin people likely become the target of da'wah. If we refer to the Presidential Decree No. 1/PNPS /1965, the legitimate religions accepted in Indonesia include Islam, Christianity, Catholicism, Hinduism, Buddhism and Confucianism (Confucius). In other words, the State does not restrict particular religions as long as they do not conflict with the law. Thus, Samin might live in Indonesia as an Adam's religion because it does not conflict with the law. As well, Samin people have a legitimate religion and they should not become a target of da'wah again because they are a part of religious groups.***Bangsa Indonesia memiliki berbagai budaya, suku, ras, kepercayaan, dan agama. Terdapat perbedaan cara pandang negara dan warganya terhadap agama dan aliran kepercayaan. Agama Adam yang dipeluk masyarakat Samin oleh negara dikategorikan aliran kepercayaan yang merupakan bagian dari budaya, bukan agama. Imbasnya warga Samin dijadikan obyek dakwah. Akan tetapi, bila memahami Perpres Nomor 1/PNPS/1965 bahwa yang dimaksud dengan “agama yang dianut di Indonesia” adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu (Confusius). Dengan demikian, Negara tidak membatasi agama tertentu saja, prinsip dasar agama yang boleh eksis di Indonesia adalah agama yang tidak bertentangan dengan UU. Dengan demikian, agama Adam yang dipeluk warga Samin pun boleh hidup di Indonesia karena agama Adam tidak bertentangan dengan UU. Dengan demikian, warga Samin telah beragama dan sah keberadaannya maka warga Samin tidak boleh didakwahi karena telah beragama.
Kecemasan Berbicara Ditinjau Dari Konsep Diri Dan Kecerdasan Emosional Image
Journal article

Kecemasan Berbicara Ditinjau Dari Konsep Diri Dan Kecerdasan Emosional

This study aims to test empirically the effect of self-concept of the anxiety of public speaking, the influence of emotional intelligence to the anxiety of public speaking, and the influence of self-concept and emotional intelligence to the anxiety of public speaking. Subjects were students of KKN force 64th 2015 Faculty of Da'wa and Communication UIN Walisongo Semarang in Waterford District are obtained using cluster random sampling. Data were analyzed using linear regression analysis simple and multiple linear regression. Moreover, the multiple linear regression analysis was used to test the effect of self-concept and emotional intelligence simultaneously to the anxiety of public speaking. The results showed: 1). Self-concept significantly influence the anxiety of public speaking, amounting to 51.9%. 2). Emotional intelligence significantly influence the anxiety of public speaking, amounting to 34.9%. 3). The concept of self and emotional intelligence influence simultaneously to the anxiety of public speaking, amounting to 60.4%.*** Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh konsep diri terhadap kecemasan berbicara di depan umum, pengaruh kecerdasan emosional terhadap kecemasan berbicara di depan umum, dan pengaruh konsep diri dan kecerdasan emosional terhadap kecemasan berbicara di depan umum. Subyek penelitian adalah mahasiswa KKN angkatan ke-64 tahun 2015 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang di Kabupaten Temanggung secara cluster random ampling. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1). Konsep diri berpengaruh secara signifikan terhadap kecemasan berbicara di depan umum, yaitu sebesar 51,9%. 2). Kecerdasan emosional berpengaruh secara signifikan terhadap kecemasan berbicara di depan umum, yaitu sebesar 34,9%. 3). Konsep diri dan kecerdasan emosional berpengaruh secara simultan terhadap kecemasan berbicara di depan umum, yaitu sebesar 60,4%.