Baru saja dipublikasikan
Utilization of Peroxide Bleached Sugar Palm (Arenga Pinnata) Fibre Waste Into Cellulose Nano Crystal Image
Journal article

Utilization of Peroxide Bleached Sugar Palm (Arenga Pinnata) Fibre Waste Into Cellulose Nano Crystal

Paling banyak dilihat
Pengembangan Metode Analisis Parameter Minyak Dan Lemak Pada Contoh Uji Air Image
Journal article

Pengembangan Metode Analisis Parameter Minyak Dan Lemak Pada Contoh Uji Air

Minyak dan lemak merupakan parameter yang konsentrasi maksimumnya dipersyaratkan untuk air limbah industri dan air permukaan. Analisis infra merah dan gravimetri adalah dua metode standar yang hingga saat ini digunakan. Kelemahan metode-metode tersebut yaitu penggunaan pelarut CCl4(metode IR) dan daerah konsentrasi analisis yang besar (metode gravimetri) sehingga penting dilakukan penelitian penggunaan pelarut lain dan penurunan limit deteksi, khususnya metode gravimetri. Pelarut C2Cl4 dan S316 digunakan sebagai pelarut ekstraksi pada metode IR karena tergolong pelarut yang masih direkomendasikan untuk penggunaannya. Variasi volume sampel dan tahapan ekstraksi dengan n-heksan sebagai pelarut dilakukan untuk pengembangan metode gravimetri sehingga mampu menurunkan limit deteksi di bawah 10 mg/L. Jenis minyak yang digunakan sebagai sampel yaitu minyak nabati dan minyak mineral. Pada pembacaan absorbansi pelarut C2Cl4 dan S316 menunjukkan level respon yang sangat tinggi yaitu 18 mg/L (C2Cl4) dan 15 mg/L (S316) sehingga tidak bisa digunakan untuk analisis minyak dengan metode infra merah. Pada metode gravimetri diperoleh persen recovery 92,28% (sampel minyak nabati) dan 99,25% (sampel minyak mineral) dengan konsentrasi analit sebesar 0,9 mg/L dan 0,88 mg/L. Nilai persen recovery tersebut diperoleh pada volume sampel 2000 mL dan teknik ekstraksi 4 tahap dengan limit deteksi 0,5639 mg/L dan 0,4736 mg/L sehingga pengembangan metode gravimetri ini layak digunakan untuk analisis sampel air limbah dan air permukaan.
Kajian Penerapan Produksi Bersih di Industri Tahu di Desa Jimbaran, Bandungan, Jawa Tengah Image
Journal article

Kajian Penerapan Produksi Bersih di Industri Tahu di Desa Jimbaran, Bandungan, Jawa Tengah

Peran industri kecil di beberapa wilayah Kabupaten Semarang sangat penting dalam menunjang perekonomian, khususnya di sekitar lokasi industri tersebut. Salah satu industri kecil yang memiliki potensi berkembang adalah industri tahu. Di Jawa tengah ada sekitar 500 industri tahu, yang sampai saat ini masih terus mengembangkan kapasitas produksinya. Industri tahu adalah salah satu industri kecil yang berpotensi menyebabkan masalah lingkungan. Hampir seluruh industri kecil, terutama industri tahu, sebagian besar tidak memiliki instalasi pemanfaatan limbah dan pengolahan limbah, karena dibutuhkan investasi yang besar untuk membangun unit tersebut. Dengan melihat masalah tersebut, pendekatan yang dapat menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan cara menerapkan produksi bersih. Kajian penerapan teknologi bersih ini dilakukan dengan metode quick scanning pada setiap tahapan proses produksi. Proses produksi tahu terdiri dari pemilihan kedelai, penimbangan kedelai, perendaman, pencucian, penggilingan, ekstraksi, penyaringan, pemasakan, penggumpalan, pemisahan whey, pembungkusan, pengepresan, pemasakan, dan pengemasan. Pada proses pembuatan tahu di industri ini memiliki perbedaan dari pembuatan tahu di Industri tahu lain, yaitu terdapat penambahan garam dan bawang putih untuk menambah sedap produk tahu. Hasil kajian penerapan produksi bersih di industri tahu adalah good house keeping, recycle, reduce dan reuse. Berdasarkan beberapa kriteria kelayakan, alternatif penerapan produksi bersih untuk industri ini berupa modifikasi tungku yang dilengkapi dengan cerobong asap, modifikasi alat penyaringan dengan mesin, dan pembangunan instalasi digester untuk penghasil biogas. Kesimpulan kajian ini industri tahu ini belum mengenal produksi bersih. Manfaat yang diperoleh dari penerapan produksi bersih berupa penghematan bahan bakar, peningkatan rendemen filtrat tahu, dan kebersihan lingkungan.
Isolasi Bakteri Heterotrofik Anaerobik Pada Pengolahan Air Limbah Industri Tekstil Image
Isolasi Bakteri Heterotrofik Anaerobik Pada Pengolahan Air Limbah Industri Tekstil Image
Journal article

Isolasi Bakteri Heterotrofik Anaerobik Pada Pengolahan Air Limbah Industri Tekstil

Pengolahan Limbah Organik dengan Upflow Anaerobic Sludge Blanket (Uasb) di Industri Kecap Image
Pengolahan Limbah Organik dengan Upflow Anaerobic Sludge Blanket (Uasb) di Industri Kecap Image
Journal article

Pengolahan Limbah Organik dengan Upflow Anaerobic Sludge Blanket (Uasb) di Industri Kecap

Aplikasi Limbah Padat Batu Alam sebagai Subtitusi Fine Agregat Paving Blok, Batako dan Bahan Baku Produksi Semen Image
Aplikasi Limbah Padat Batu Alam sebagai Subtitusi Fine Agregat Paving Blok, Batako dan Bahan Baku Produksi Semen Image
Journal article

Aplikasi Limbah Padat Batu Alam sebagai Subtitusi Fine Agregat Paving Blok, Batako dan Bahan Baku Produksi Semen

Disarankan Untuk Anda
Removal of Ammonia on Catfish Processing Wastewater Using Horizontal Sub\u002DSurface Flow Constructed Wetland (HSSFCW) Image
Journal article

Removal of Ammonia on Catfish Processing Wastewater Using Horizontal Sub-Surface Flow Constructed Wetland (HSSFCW)

The performance of Horizontal Sub-Surface Flow Constructed Wetland (HSSFCW) to remove high ammonia content in catfish processing wastewater was investigated. A rectangular HSSFCW with 6 m long, 3 m wide ,1 m deep and divided into 3 compartments was used. Gravel beds were used as medium. Canna sp, Heliconia sp., and Papirus sp. were planted with plant density 10 plants per m2. The result showed that removal of ammonia was 67-87%, nitrite was 26-96%, nitrate was 35-99%. Ammonia removal relies on the efficient nitrification that requires sufficient amount of oxygenand organic carbon source to obtain optimum removal.
Baca artikel lainnya