Baru saja dipublikasikan
Paling banyak dilihat
Faktor\u002Dfaktor yang Mempengaruhi Struktur Modal dalam Perspektif Pecking Order Theory Studi pada Industri Makanan dan Minuman di Bej Image
Journal article

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal dalam Perspektif Pecking Order Theory Studi pada Industri Makanan dan Minuman di Bej

Penelitian ini bertujuan untuk menge.ahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dalam perspektif pecking order theory pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Dalam perspektif pecking order theory yang juga didukung oleh hasil kajian e,npiris, factor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal antara lain: profitab,litas, likuiditas, ukuran Perusahaan, volatilitas dan growth opportunities.Populasi dalam penelitian ini adalah semua Perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ periode 1999-2004. Dengan menggunakan purposive sampling, maka jumlah Perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berjumlah 11 Perusahaan. Model analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas yang meliputi profitabilitas, likuiditas, ukuran Perusahaan, volatilitas dan growth opportunities secara parsial terhadap struktur modal digunakan uji t, sedangkan untuk men, etahui pengaruh semua variabel bebas terhadap struktur modal secara bersama-sama digunakan uji F.Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan likuiditas mempunyai pengaruh negatif signifakan terhadap struktur modal, sedangkan growth opportunity mempunyai pengaruh positif signifikan. Sementara itu, ukuran Perusahaan dan risiko bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap str iktur modal. Signifikannya pengaruh variabel profitabilitas, likuiditas dan growth opportunity dengan arah pengaruh yang sesui dengan prediksi pecking order theory membuktikan bahwa pecking order theory berlaku di Indonesia.Kata-kata kunci: pecking order theory, struktur modal, profitabilitas, likuiditas, ukuran Perusahaan, volatiitas dan growth opportunities.
Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Transformasi Struktural di Provinsi Jawa Timur Tahun 2000 \u002D 2010 Image
Journal article

Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Transformasi Struktural di Provinsi Jawa Timur Tahun 2000 - 2010

Dalam kerangka pencapaian tujuan pembangunan ekonomi daerah dibutuhkan kebijakan pembangunan yang didasarkan pada karakteristik daerah (endogenousdevelopment), dengan memanfaatkan potensi-potensi sumberdaya lokal. Identifikasisektor ekonomi yang potensial (basis) menjadi kebutuhan bagi optimalisasi proses dan keberhasilan pembangunan ekonomi, dimana proses tranformasi struktural sedang terjadi di dalamnya.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sektor-sektor ekonomi yang menjadi basis di masingmasing kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur dan untuk mengetahui struktur pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota baik secara sektoral maupun secara agregat terhadap Provinsi Jawa Timur. Terjadinya transformasi struktural sedikit banyak akan memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Location Quetiont (LQ), ModelRasio Pertumbuhan (MRP), analisis overlay, dan analisis Shift Share.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sektor jasa merupakan sektor yang menjadi basis di hampir 30 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Pertumbuhan sektor pertanian, sektor indutri pengolahan, dansektor bangunan cenderung mengalami perlambatan sebaliknya semua sektor tersier yang meliputi : sektor perdagangan, hotel, dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan, dan jasa Perusahaan; dan sektor jasa cenderung mengalami pertumbuhan yang positif. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor dengan pertumbuhan tertinggi yang terjadi di 33 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Hasil analisis shift share menunjukkan bahwa di Provinsi Jawa Timur sedang terjadi transformasi struktural yang ditandai dengan menurunnya peranan sektor pertanian, dan semakin meningkatnya peranan sektor jasa. Kondisi ini sekaligus bertentangan dengan teori Kuznets yang menyatakan bahwa proses transformasi struktural ditandani dengan bergesernya pernanan sektor pertanian ke sektor industri manufaktur, dan selanjutnya ke sektor jasa.Kata kunci :LQ, MRP, dan transformasi struktural
Disarankan Untuk Anda
Tirani Anggaran di Era Ekonomi Informasi: sebuah Penantian Panjang Metamorfosis Budgeting Menjadi Beyond Budgeting dan Strategic Performance Management Image
Journal article

Tirani Anggaran di Era Ekonomi Informasi: sebuah Penantian Panjang Metamorfosis Budgeting Menjadi Beyond Budgeting dan Strategic Performance Management

The world economy has evolved from the Industrial Economy to the Information Economy. During the Industrial Economy, financial and physical assets have played important role for management in creating value and achieving excellence performance. Budget is the main management tool. for planning and controlling behavior of managers and performance of organization. When organizations have entered the Era of Information, management still uses traditional budget as management control system which is too rigid to reflect todays fast moving economy. The traditional budgetary system simply cannot accomodate the dynamic changes in competition and inovation. Beyond Budgeting and Strategic Performance Management offers a new paradigm in controlling organization and managing performance in the Era of Information which is based on knowledge assets. The Balanced Scorecard (BSC) is a powerful tool to.use. Keywords : industrial economy, information economy, traditional budget, management control systems, beyond budgeting, strategic performance management, the Balanced Scorecard
Baca artikel lainnya