Baru saja dipublikasikan
Paling banyak dilihat
Pencegahan Kehamilan Tidak Diinginkan (Ktd) pada Remaja Putri yang Aktif Seksual di Wilayah Kerja Poskesdes Kerembong, Lombok Tengah Image
Journal article

Pencegahan Kehamilan Tidak Diinginkan (Ktd) pada Remaja Putri yang Aktif Seksual di Wilayah Kerja Poskesdes Kerembong, Lombok Tengah

Kehamilan tidak diinginkan (KTD) berhubungan dengan meningkatnya resiko morbiditas dan mortalitas wanita, serta prilaku kesehatan selama kehamilan yang berhubungan dengan efek yang buruk. Tujuan penelitian melihat gambaran Pencegahan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) Pada Remaja Putri (Sudah Menikah) Yang Aktif Seksual Di Desa Kerembong.Desain penelitian yang bersifat deskriptif cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel – variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama.Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan remaja putri (sudah menikah) tentang kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) yang tertinngi dengan katagori cukup sebanyak 28 oranag (53,85%).Saran dalam penelitian adalah meningkatkan pelayanan terhadap kesehatan reproduksi remaja sehingga responden dapat mencegah terjadinya kehamilan tidak diinginkan.
Usia Ibu dan Paritas sebagai Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ampenan Image
Journal article

Usia Ibu dan Paritas sebagai Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ampenan

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) atau jumlah eritrosit lebih rendah dari kadar normal. Pada wanita hamil dikatakan mengalami anemia jika kadar Hb <11 g/dl. Data Riskesdas (2013) prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1% [1]. Anemia dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius bagi ibu dalam kehamilan, persalinan dan nifas yaitu dapat megakibatkan abortus, partus prematurus, kelahiran bayi prematur, berat bayi lahir rendah, perdarahan postpartum karena atonia uteri, syok, dan infeksi intra partum maupun postpartum (Depkes RI, 2010). Data di Provinsi NTB tahun 2015 sebanyak 56,5 % ibu hamil terkena anemia. Puskesmas Ampenan merupakan puskesmas yang memiliki kasus anemia tertinggi di Kota Mataram yaitu sebesar 16,67% (139 kasus). Tujuan penelitian diketahuinya faktor risiko yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ampenan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dilaksanakan di Puskesmas Ampenan. Sampel penelitian semua ibu hamil yang anemia di wilayah kerja Puskesmas Ampenan sebanyak 64 orang. Teknik pengambilan sampel secara total sampling. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan p< 0,05. Hasil penelitian analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia ibu dengan anemia (p value 0,017 < 0,05), dan tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p value 0,092 > 0,05). Disimpulkan usia ibu yang berisiko (< 20 tahun dan > 35 tahun) dapat menyebabkan anemia dalam kehamilan.
Disarankan Untuk Anda
Gambaran Kematian Ibu di Kabupaten Majalengka Tahun 2015 (Study Kualitatif) Image
Journal article

Gambaran Kematian Ibu di Kabupaten Majalengka Tahun 2015 (Study Kualitatif)

Kematian ibu di Kabupaten Majalengka termasuk dalam peringkat 16 (atau peringkat 10 terbawah) dari 27 kabupaten/ kota yang ada di Propinsi Jawa Barat tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kematian ibu di Kabupaten Majalengka Tahun 2015. Metode penelitian yang digunakan metode kualitatif melalui pendekatan studi naratif. Populasi penelitian ibu yang meninggal dunia saat hamil, bersalin, dan nifas di Wilayah Puskesmas Kabupaten Majalengka Tahun 2015 sebanyak 20 orang, dan yang dijadikan partisipan berjumlah 13 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang di adopsi dari hasil penelitian Febriana Prodi Magister Epidemiologi Program Pasca Sarjana Undip Tahun 2007 serta dokumen autopsi verbal kematian maternal dan perinatal. Pengambilan data melalui wawancara dan dokumentasi. Analisis data secara kualitatif melalui tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian lebih dari setengahnya ibu meninggal pada periode nifas penyebab tertinggi kematian ibu karena Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK). Faktor determinan jauh : lebih dari setengahnya pendidikan ibu SMP, sebagian besar tidak bekerja dan rata-rata pendapatan keluarga sesuai dengan UMR Kabupaten Majalengka. Faktor determinan antara : sebagian besar ibu tidak mengalami KEK dan anemia, usia ibu meninggal pada usia 20-35 tahun, lebih dari setengahnya terjadi pada primipara, jangkauan pelayanan kesehatan dari lama rujukan sampai tiba di pelayanan kesehatan ditempuh sekitar 1-2 jam dan hampir seluruh ibu melakukan pemeriksaan kehamilan sampai persalinan dengan tenaga kesehatan. Faktor determinan dekat yang berpengaruh terhadap kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas. Hambatan dan masalah rujukan pada ibu yang meninggal dikarenakan keluarga terlambat merujuk ibu ke fasilitas kesehatan, jarak yang jauh dari fasilitas kesehatan, akses BPJS serta masalah transportasi yang lama menunggu. Akses pelayanan kesehatan jarak tempuh paling jauh +15 Km dan paling dekat +1 Km. Kecepatan dan ketepatan tenaga kesehatan (baik bidan maupun dokter) dalam mengambil keputusan, merujuk, melakukan penanganan tindakan kegawatdaruratan serta stabilisasi kondisi pasien merupakan faktor penting dalam menyelamatkan nyawa ibu, karena kematian ibu sering terjadi karena keterlambatan dalam penentuan diagnosa komplikasi, terlambat mengambil keputusan, terlambat merujuk dan terlambat ditangani.
Baca artikel lainnya