Baru saja dipublikasikan
Paling banyak dilihat
Kajian Quantity Surveyor Pada Tahap Pre Contract Dan Post Contract Study Kasus Proyek Ad\u002Dpremier Office – Jakarta Image
Journal article

Kajian Quantity Surveyor Pada Tahap Pre Contract Dan Post Contract Study Kasus Proyek Ad-premier Office – Jakarta

Proses Pre Contract merupakan suatu proses dimana pihak pemberi tugas dan team Konsultanmelakukan persiapan sebelum proyek dilaksanakan dilapangan, sedangkan dalam Post Contract sendirimerupakan suatu proses dimana pemantauan pekerjaan pada saat pelaksanaan dilapangan sampai proses serahterima oleh Penerima Tugas kepada Pemberi tugas. Dengan meneliti tahap-tahap baik Pre Contract maupun PostContract dapat diketahui pihak-pihak yang bertanggung jawab, masalah-masalah yang sering timbul sepertiperbedaan Budget yang terjadi antara Estimasi Biaya dengan nilai yang keluar pada Bill of Quantity (BQ) padasaat Pre Contract dan permasalahannya, lingkup kontrak yang terjadi saat Post Contract yang merupakanpermasalahan yang sering timbul pada Consultant Quantity Surveyor sebagai pihak independen antara PemberiTugas dengan Penerima Tugas.Studi kasus ini akan melakukan penelitian permasalahn yang terjadi pada kedua tahap tersebut,melakukan perbandingan antara budget saat Estimasi Biaya dengan hasil Bill of Quantity (BQ) pada proyek ADPremier Office – Jakarta. Hasil dari penelitian ini memberikan jawaban bahwa nilai BQ dengan akurasiperhitungan yang sesuai dengan Standart of Remeusurment tidak terlalu jauh nilai perbedaanya dengan tingkatakurasi yang dihasilkan oleh Estimasi awal yang merupakan nilai budget perkiraan yang dihitung olehConsultant Quantity Surveyor.
Identifikasi dan Analisis Kerusakan Garis Pantai Tanjung Pasir di Kabupaten Tangerang, Banten Image
Journal article

Identifikasi dan Analisis Kerusakan Garis Pantai Tanjung Pasir di Kabupaten Tangerang, Banten

Pantai di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten mempunyai bentang yang sangat panjang dengan garis pantai ±51 km. Di kawasan pesisir Pantai Kabupaten Tangerang terdapat obyek wisata yang terkenal seperti Pantai Tanjung Pasir dengan garis pantai ± 22 km. Untuk menjaga garis pantai ini, dilakukan analisis lanjutan untuk mengidentifikasi kerusakan yang akan terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perubahan garis pantai selama 10 tahun menggunakan program GENESIS (Generalized Model for Simulating Shorline Change). Berdasarkan hasil analisis dan pemodelan pada Pantai Tanjung Pasir di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten (dengan f =2,185) termasuk dalam tipe campuran dominan diurnal dimana satu hari cenderung 2 (dua) kali pasang surut dengan ketinggian muka air yang berbeda dengan fetch efektif sebesar 526,61 km, sedangkan analisis tinggi gelombang dan periode gelombang di dapat dari data angin dengan menggunakan Metode Fisher Tippet Type – I dan Metode Weibull. Perubahan garis pantai dapat di perkirakan dengan melaksanakan simulasi numerik dengan menggunakan model model Perubahan satu garis (one line model). Pemodelan garis pantai dilakukan dengan jumlah grid sebanyak 98 dengan jarak antar grid (dx) sebesar 90 m. Input gelombang didapatkan dari hasil analisa data angin maksimum bulanan selama 10 tahun. Dari hasil pemodelan GENESIS pada kawasan Pantai Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, terlihat adanya pergerakan sedimentasi pantai baru pada grid 26 – 34 terjadi erosi yang begitu maksimum pada grid 29 dengan Perubahan sejauh 520 m.
Disarankan Untuk Anda
Optimasi Kinerja Pemindahan Tanah untuk Pekerjaan Jalan Menggunakan Program Linear dari Tinjauan Muatan dan Match Factor Image
Journal article

Optimasi Kinerja Pemindahan Tanah untuk Pekerjaan Jalan Menggunakan Program Linear dari Tinjauan Muatan dan Match Factor

Bisnis batubara di Indonesia mengalami peningkatan produksi domestik sebesar 25% dan 5% untuk ekspor tahun 2018. Peningkatan tersebut memicu tumbuhnya pembangunan infrastruktur jalan angkut batubara. Salah satu pekerjaan proyek jalan angkut batubara adalah pengangkutan material tanah untuk pekerjaan timbunan jalan. Kendala yang sering ditemui terbatasnya sumber daya dan mahalnya biaya peralatan. Oleh sebab itu diperlukan penelitian untuk menjawab permasalahan tersebut. Penelitian ini membahas analisa operasional pekerjaan pemindahan tanah proyek jalan angkut batubara berdasarkan tinjauan muatan dan match factor. Metode yang digunakan adalah studi kasus proyek jalan angkut batubara di Kalimantan Tengah dengan menggunakan software Linear Programming (Solver dan WINQSB) untuk memeroleh minimasi kinerja biaya berdasarkan kebutuhan alat. Keterbaruan dari penelitian ini adalah optimasi penggunaan alat dan ketersediaan waktu dari sisi alat untuk penggunaan excavator. Hasil penelitian menunjukkan untuk menyelesaikan pekerjaan pemindahan tanah memerlukan excavator sebanyak 1Unit PC400, 1unit PC300, 1unit PC200 dan alat articulated dump truck (ADT) sebanyak 6unit. Optimasi biaya alat diperoleh sebesar 2% untuk skema sewa dan 1% untuk skema kepemilikan. Efisiensi optimum diperoleh dengan menggunakan kombinasi skema sewa dan kepemilikan dengan komposisi 1unit PC200, 1unit PC300 dan 1unit PC400 dengan skema kepemilikan, sedangkan untuk ADT membutuhkan 6unit dengan skema biaya sewa sehingga efisiensi mencapai 5%.
Baca artikel lainnya