Buku ini menegaskan keistimewaan kritik narasi terhadap Alkitab sebagai suatu gaya penulisan mengenai pengisahan peristiwa atau kejadian yang diakui sebagai fakta sejarah mengenai pekerjaan Allah di bumi ciptaan-Nya dan melalui umat-Nya (hal. 1). Menarik sebab penulis buku ini (Peniel C.D. Maiaweng) tetap mempertahankan narasi sebagai “fakta sejarah” sebab pada umumnya kritik naratif mendekonstruksi latar belakang sejarah dalam tulisan dengan memberi penakanan terhadap upaya untuk menggali dan menghargai estetika/seni di dalam Alkitab oleh karena setiap narasi/cerita yang ada di dalamnya sarat dengan makna. Selanjutnya, penulis mendeskripsikan dengan panjang lebar komponen-komponen narasi yakni narator atau pencerita, sudut pandang, waktu cerita, plot atau alur, adegan, pemilihan materi, tokoh, pengulangan dan kata kunci, dan atmosfir (hal. 2-10). Agaknya penulis sangat bergantung dengan struktur yang diusulkan oleh Richard L. Pratt, Jr (He Gave Us Stories) dan Grant Osborne (The Hermeneutical Spiral), sehingga komponen-komponen lain dalam genre narasi maupun kritik naratif yakni tema, motif, gaya, gaya bahasa, simbolisme, setting tempat tidak diangkat oleh penulis. Sekalipun demikian, cukuplah sudah penulis telah mengantar pembaca untuk membahas seluk-beluk kritik naratif sebagai alternatif dalam hermeneutika Alkitab.