Journal article
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kesalahan-kesalahan siswa underachiever dalam menyelesaikan soal matematika yang mengalami kesulitan di kelas XI IPA SMA Islam Al-Falah Jambi. Underachiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah karena mengalami kesulitan belajar, lambat dalam mengerjakan tugas atau sangat cepat dalam mengerjakan tugas-tugasnya, tapi mereka tidak peduli dengan kualitas tugas yang dikerjakannya itu. Melalui diagnosis kesulitan belajar gejala-gejala yang menunjukkan adanya kesulitan dalam belajar diidentifikasi, dicari faktor-faktor yang menyebabkannya, dan diupayakan jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut. Melalui pengajaran remedial, siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat diperbaiki atau disembuhkan sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan kemampuan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan lembar tes intelegensi, tes diagnostic, dan wawancara. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa yang memiliki kesulitan dalam menyelesaikan soal pada materi turunan fungsi aljabar pada semester genap tahun akademik 2011/2012. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil dari lembar tes dan wawancara bahwa siswa yang memiliki IQ 130-140 yang menjadi subjek penulis mendapatkan prestasi kurang atau biasa-biasa saja. Selanjutnya untuk mengetahui kesulitan siswa, dilakukan tes diagnostik materi turunan fungsi aljabar. Pada tes diagnostik tahap I siswa yang menjadi subjek peneliti tersebut melakukan kesalahan yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa yaitu siswa tidak menuliskan rumus dalam menyelesaikan soal, siswa tidak menggunakan bahasa sehari-hari kedalam bahasa matematika, siswa tidak menulis notasi turunan fungsi, siswa salah menggunakan rumus, siswa salah dalam perhitungan yang dilakukan. Siswa tidak dapat menggunakan rumus yang dipakai dan tidak dapat melakukan operasi hitung. Setelah dilaksanakan pembelajaran remedial, siswa tidak lagi lupa menuliskan rumus atau konsep dalam menyelesaikan soal, siswa juga menggunakan bahasa sehari-hari kedalam bahasa matematika, dan siswa tidak lagi salah menggunakan rumus dalam menyelesaikan soal yang diberikan yaitu materi turunan fungsi aljabar. Hal ini terlihat pada saat tes diagnostik tahap II setelah siswa diberikan pengajaran remedial. Dengan demikian, pembelajaran remedial dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar matematika. Dari hasil penelitian ini disarankan agar guru dapat memahami dan mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal dan melaksanakan pembelajaran remedial setelah tes dianostik.