Recently Published
Most Viewed
Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Problematikanya pada Anak Usia Sekolah Dasar Image
Journal article

Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Problematikanya pada Anak Usia Sekolah Dasar

Cognitive development is a change processes of human life in understanding, managing information, solving problems and knowing something. Jean Piaget is one of a figures studied cognitive development and said about cognitive development steps. Jean Piaget is also a biologist who links the physical maturity development with cognitive development steps. These steps are the motoric sensory step (0–2 years), pre-operational (2-7 years), concrete operations (7–11 years) and formal operations (11–15 years). In understanding the world actively, a child uses a scheme, assimilation, accommodation, organization and equilibration. A child's knowledge formed gradually in line with the information experience found. According to Piaget, children undergo a definite sequence of cognitive development steps. In this theory, children predicted to have maturity quantity and quality based on the steps passed. a step of cognitive development is a continuation of previous cognitive development. Cognitive problems arise in elementary school children viewed from Piaget's cognitive development theory including dyslexia, dysgraphia and dyscalculia. Perkembangan kognitif adalah tahapan-tahapan Perubahan yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi, memecahkan masalah dan mengetahui sesuatu. Jean Piaget adalah salah satu tokoh yang meneliti tentang perkembangan kognitif dan mengemukakan tahapan-tahapan perkembangan kognitif. Jean Piaget yang juga ahli Biologi menghubungkan tahapan perkembangan kematangan fisik dengan tahapan perkembangan kognitif. Tahapan-tahapan tersebut adalah tahap sensory motorik (0–2 tahun), pra-operasional (2–7 tahun), operasional konkret (7–11 tahun) dan operasional formal (11–15 tahun). Dalam memahami  dunia secara aktif, anak menggunakan skema, asimilasi, akomodasi, organisasi dan equilibrasi. Pengetahuan anak terbentuk secara berangsur sejalan dengan pengalaman tentang informasi-informasi yang ditemui. Menurut Piaget, anak menjalani urutan yang sudah pasti dari tahap-tahap perkembangan kognitif. Pada teori ini, anak diprediksi memiliki kematangan secara kuantitas maupun kualitas berdasarkan tahapan-tahapan yang dilaluinya. Perkembangan kognitif pada satu tahap merupakan lanjutan dari perkembangan kognitif tahap sebelumnya. Problem kognitif yang muncul pada anak usia sekolah dasar dilihat dari teori perkembangan kognitif ala Piaget diantaranya disleksia, disgrafia dan diskalkulia.
Paradigma Kontemporer Sistem Pembelajaran Al Qur\u0027an pada Anak Usia Dini di Lembaga Tahsin Qur\u0027an Kauqoy Private Image
Journal article

Paradigma Kontemporer Sistem Pembelajaran Al Qur'an pada Anak Usia Dini di Lembaga Tahsin Qur'an Kauqoy Private

Al-Qur'an sebagai kalamullah mengandung asas pengajaran karena mencakup ajaran-ajaran Islam yang menata kehidupan kaum muslimin dalam segala aspek di dunia dan akhirat. Pemahaman al-Qur'an terutama bagi anak harus dimulai sejak dini melalui kegiatan membaca dan menulis yang dilanjutkan dengan memahami ajaran agama Islam secara bertahap. Namun faktanya, sistem pembelajaran Al Qur'an terutama bagi anak usia dini masih monoton dan kurang menarik karena masih menerapkan paradigma pembelajaran yang berpusat pada pengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sistem pembelajaran al-Qur'an di lembaga Tahsin Qur'an Ka'Uqoy Private dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif dan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, serta dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pembelajaran al-Qur'an di lembaga Tahsin Qur'an Ka'Uqoy menerapkan paradigma konstruksionisme dengan hanya menggunakan satu peraga yaitu alat indera melalui ragam interaksi dengan lingkungan sekitarnya seperti melihat, mendengar, menyentuh, dan merasakannya. Melalui pengaktifan indrawi, seorang anak bisa membangun gambaran dalam dunia belajarnya. Lembaga ini telah mencetak pengajar yang mampu mengajarkan Al-Qur'an dengan mudah untuk difahami terutama bagi anak usia dini dengan cara ikut terlibat langsung dalam mencerna, mengolah, mengalami, memahami, merasakan dan mempraktikkan isi kandungan Al-Qur'an dengan fun learning sehingga para anak usia dini lebih mudah dalam menangkap ilmu Al-Qur'an dan menerimanya dengan senang hati. Al-Qur'an as kalamullah contains teaching principles because it includes Islamic teachings that organize the lives of Muslims in all aspects. Understanding the Qur'an, especially for children, must start early through reading and writing activities which are continued by gradually understanding the teachings of Islam. However, the fact is that the learning system of the Qur'an, especially for early childhood, is still monotonous and less interesting because it still applies a teacher-centered learning paradigm. This study aims to describe the al-Qur'an learning system in the Tahsin Qur'an ka'Uqoy Private institution with a descriptive qualitative research that uses some data collection techniques. The results showed that the al-Qur'an learning system in the tahsin Qur'an ka'Uqoy institution applies the constructionism paradigm by using only an instrument namely the senses through various interactions with the surrounding environment such as seeing, hearing, touching, and feeling it. Through sensory activation, a child can build a picture in the world of learning. This institution has produced teachers who are able to teach the Qur'an easily to be understood, especially for early childhood by being directly involved in digesting, processing, experiencing, understanding, tasting and practicing the contents of the Al- The Qur'an with fun learning so that early childhood can more easily grasp the knowledge of the Qur'an.
Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga Image
Journal article

Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga

Fenomena Sosial Pernikahan Dini di Desa Pace Kecamatan Silo Kabupaten Jember Image
Journal article

Fenomena Sosial Pernikahan Dini di Desa Pace Kecamatan Silo Kabupaten Jember

Feminisme dan Ketahanan Perempuan dalam Dunia Kerja di Indonesia dan Islandia Image
Journal article

Feminisme dan Ketahanan Perempuan dalam Dunia Kerja di Indonesia dan Islandia

Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga Image
Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga Image
Journal article

Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga

Fenomena Sosial Pernikahan Dini di Desa Pace Kecamatan Silo Kabupaten Jember Image
Fenomena Sosial Pernikahan Dini di Desa Pace Kecamatan Silo Kabupaten Jember Image
Journal article

Fenomena Sosial Pernikahan Dini di Desa Pace Kecamatan Silo Kabupaten Jember

Feminisme dan Ketahanan Perempuan dalam Dunia Kerja di Indonesia dan Islandia Image
Feminisme dan Ketahanan Perempuan dalam Dunia Kerja di Indonesia dan Islandia Image
Journal article

Feminisme dan Ketahanan Perempuan dalam Dunia Kerja di Indonesia dan Islandia

Suggested For You
E\u002Dlearning Berbasis Moodle sebagai Media Informasi dan Komunikasi Guna Mencegah Penyebaran Covid\u002D19 Image
Journal article

E-learning Berbasis Moodle sebagai Media Informasi dan Komunikasi Guna Mencegah Penyebaran Covid-19

To prevent the spread of Covid-19, various universities and schools began to implement e-learning. This is the application of application-based learning. There are many universities that have organized this learning model program and have passed their students' thesis and dissertation examinations by utilizing this technological sophistication. This paper explains the nature of e-learning model, both its characteristics, strengths, weaknesses and its benefits in preventing the spread of Covid-19. Basically, e-learning has two types, namely synchronous and asynchronous. The Synchronous is learning process all at once between lecturers and students (on line at the same time). Whereas the asynchronous is not at the same time. Students can take different time from lecturers. It can be concluded that e-learning can be used to prevent the spread of covid-19, because there is no face-to-face learning when giving material. E-learning also has several advantages over conventional learning systems. However, e-learning also has shortcomings, such as the lack of interaction between students and teachers even between other students, tend to ignore the social aspects and foster individual aspects, the teaching and learning process tends towards training rather than education, and several other shortcomings. Guna mencegah penyebaran Covid-19 ini, berbagai Perguruan Tinggi hingga sekolah mulai menerapkan e-learning. Upaya ini adalah penerapan pembelajaran berbasis aplikasi. Ada banyak kampus yang sudah menyelenggarakan program pembelajaran model ini dan sudah meluluskan ujian skripsi, tesis dan disertasi mahasiswanya dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi ini. Tulisan ini berupaya untuk menjelaskan hakikat pembelajaran e-learning ini, karakteristik, kelebihan dan kekurangannya serta manfaatnya dalam mencegah penyebaran Covid-19. Pada dasarnya, e-learning memiliki dua tipe, yaitu synchronous dan asynchronous. Synchronous artinya proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama antara dosen dan mahasiswa (on line di waktu bersamaan). Sedangkan asynchronous tidak pada waktu bersamaan. Mahasiswa dapat mengambil waktu pembelajaran berbeda dengan dosen yang memberikan materi. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis e-learning dapat dimanfaatkan sebagai media untuk mencegah penyebaran covid-19, sebab tidak dibutuhkan adanya tatap muka dalam pemberian materi pelajaran. E-learning juga memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem pembelajaran konvensional. Namun demikian, e-learning juga memiliki kekurangan, seperti minimnya interaksi antara pelajar dengan pengajar bahkan antara pelajar yang lain, kecenderungan mengabaikan aspek sosial dan membuat tumbuhnya aspek individual, proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan, dan beberapa kekurangan lainnya.
Read more articles