Recently Published
Implementasi Manajemen Pendidikan Inklusi pada SD Al Firdaus Surakarta dan SDN Karanganyar YOGYAKARTA: suatu Evaluasi Program Image
Journal article

Implementasi Manajemen Pendidikan Inklusi pada SD Al Firdaus Surakarta dan SDN Karanganyar YOGYAKARTA: suatu Evaluasi Program

The purpose of this research is to evaluation the of implementation of inclusive education in SD Al Firdaus Surakarta and SDN Karanganyar Yogyakarta, based on context aspect, input, process and product. Contexts consist of community needs, and program relevance with objectives. Input consists of learners, educators, curriculum, means of infrastructure, and assessment. The process consists of learning planning, implementation of learning, and management. The product consists of learning outcomes of learners seen from cognitive development, motor development, language development, and emotional social development of religion. This research is an evaluation research with analytical tool used is CIPP evaluation model analysis (context, input, process, product). This study used descriptive qualitative method. The information sources from are inclusion counselor teachers, GPK teachers, and classroom teachers. Research data was obtained by observation / observation sheet, documentation / checklist, and interview. The result study of inclusion education at SD Al Firdaus Surakarta and SDN Karanganyar Yogyakarta shows that: (1) The context aspect SD Al Firdaus Surakarta is categorized as an excellent, while SDN Karanganyar Yogyakarta is in the good category. (2) The input aspect SD Al Firdaus Surakarta is very good, while the SDN Karanganyar Yogyakarta is good. (3) The process aspect SD Al Firdaus Surakarta is very good, while the SDN Karanganyar Yogyakarta is good. (4) The product aspects SD Al Firdaus Surakarta is very good while SDN Karanganyar Yogyakarta is good
Most Viewed
Hadits\u002DHadits Tentang Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Image
Journal article

Hadits-Hadits Tentang Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

In the religion of Islam, hadith ranks second only to the Qur'an in existence as a source of law. Under-Second hadith in Islam is certainly due to the rules governing of the Qur'an, explaining what is not explained in the Qur'an or what friends do not understand. Sanad hadith position is very important, because the hadith obtained/will follow who narrated. With a sanad hadith narration can be seen where that can be accepted or rejected. And which hadith valid or not to be carried out. Because its exsistence is very important that, then people interpret Islam, commentary or implement hadith must first ensure the validity of the hadith sanad or matan. Hadith the prophet not only addressed the issue of low and worship, but also the problem of human resource management Islam.
Studi Kebijakan Pengembangan Pendidikan Agama Islam di Sekolah dan Perguruan Tinggi Umum (Ptu) Image
Journal article

Studi Kebijakan Pengembangan Pendidikan Agama Islam di Sekolah dan Perguruan Tinggi Umum (Ptu)

Pemahaman tentang Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah atau perguruan tinggi dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu PAI sebagai aktivitas dan PAI sebagai fenomena. PAI sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup (bagaimana orang akan menjalani dan memanfaatkan hidup dan kehidupannya), sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental dan sikap sosial yang bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran serta nilai-nilai Islam. Sedangkan PAI sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih dan/atau penciptaan suasana yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup yang bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam, yang diwujudkan dalam sikap hidup serta keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak. Implementasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) antara di Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) dan di Perguruan Tinggi Umum (PTU) sangatlah berbeda. Hal ini dapat dilihat dari tujuan penyelenggaraan pendidikan agama Islam yang berbeda dari dua kelompok perguruan tinggi tersebut, dimana tujuan penyelenggaraan pendidikan agama Islam di Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) yaitu mencetak para ahli agama (ulama) dalam semua tingkat, kurikulumnya juga lebih dominan menekankan aspek keagamaan Islam serta nuansa dan lingkungan yang religius juga lebih kentara (tampak) di kampus atau universitas yang berciri khas agama Islam. Berbeda dengan penyelenggaraan pendidikan agama Islam diPerguruan Tinggi Umum (PTU), dimana bertujuan untuk memenuhi kewajiban setiap orang mengetahui dasar-dasar ajaran agamanya sebagai seorang pemeluk agama, kurikulum pendidikan agama Islam di Perguruan Tinggi Umum (PTU) hanya merupakan mata kuliah pengembangan kepribadian, bukan merupakan mata kuliah dasar keahlian dan mata kuliah keahlian, dan kondisi perbedaan latar belakang keagamaan mahasiswanya juga bermacam-macam, dalam arti mahasiswa di PTU lebih bersifat heterogen, jadi dengan keadaan yang seperti itu, sangat sulit untuk menciptakan lingkungan yang religius bernuansa Islam.
Suggested For You