Recently Published
Pendidikan Karakter melalui Model Pembelajaran Blended Learning di Sekolah Dasar : (Kajian Konseptual) Image
Journal article

Pendidikan Karakter melalui Model Pembelajaran Blended Learning di Sekolah Dasar : (Kajian Konseptual)

The pandemic has forced educators to adapt to new habits in carrying out the learning process. Learning that was originally only face-to-face has turned into online. This is what then raises various problems so it is necessary to applyblended learning. In order for education to be in accordance with its objectives, in the learning process it is necessary to instill character education. The purpose of this study is to build a concept of character education based on a blended learning model. The research method used is a qualitative study of literature with conceptual results. The results of this study indicate that the implementation of character education based on the blended learning is carried out by modifying the learning tools (syllabus and lesson plans) to be character-based. As for the implementation of learning, teachers need to implement various teaching techniques, methods and learning media based on character and implemented in combination (online-offline). The teaching techniques in question are Live Events (Face-to-Face Learning), Self-Paced Learning (Independent Learning), Collaboration (Collaboration), Assessment (Assessment or Measurement of Learning Outcomes), Performance Support Materials (Support Learning Materials), Filtering Important Information from Internet. While the learning method consists of: Live In, Exemplary, Student Activity (Inquiry Learning), Joint Search (Information Search), Discovery (Discovery Learning). As well as learning media consisting of software (Web, Streaming Video, Audio and Social Media) and hardware (CD, Smartphone, Computer, Laptop, LCD, Practicum Equipment, etc.).
Most Viewed
Efektivitas Bimbingan dan Konseling Cognitive Behaviour Therapy untuk Meningkatkan Determinasi Diri Image
Journal article

Efektivitas Bimbingan dan Konseling Cognitive Behaviour Therapy untuk Meningkatkan Determinasi Diri

Penelitian ini berangkat dari permasalah lapangan dimana terdapat kasus bulliying sebagai salah satu cara bagi para remaja untuk mendapatkan pengakuan dari kelompok sosialnya. Keputusan dalam memilih cara-cara yang merugikan untuk menunjukkan eksistensi diriya, pada dasarnya merupakan salah satu sikap yang tidak bertanggung jawab dan dicirikan sebagai salah satu perilaku determinasi diri yang rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Cognitive Behaviour Therapy (CBT) untuk Meningkatkan Determinasi Diri Siswi Mts Nurul Ummah Kota Gedhe Yogyakarta. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Bimbingan dan Konseling CBT dapat meningkatkan determinasi diri siswi MTs. Nurul Ummah, Yogyakarta. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 5 (lima) orang siswi dengan determinasi diri rendah yang tinggal dalam asrama sekolah. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi Eksperimen Time Series Desaign. Alat pengumpulan data yaitu skala Determinasi Diri hasil dari modifikasi skala milik Seivi dengan menambahkan beberapa item yang mengacu pada teori Deci dan Ryan serta disesuaikan dengan subjek yang diteliti. Analisis data menggunakan wilcoxon signed rank test dengan program SPSS 16.00 for windows, diperoleh Asymp.Sig. (2-tailed) atau p=0,042, dimana p= 0,01 < p< 0,05. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata 4 kali pre pretest dan rata-rata 4 kali posttes Determinasi Diri siswi MTs. Nurul Ummah Yogyakarta. Berdasarkan hasil perhitungan statistik ini berarti Bimbingan dan Konseling CBT efektiv untuk meningkatkan Determinasi Diri siswi MTs. Nurul Ummah Yogyakarta. Maka, hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini diterima atau terbukti. Hal ini mengindikasikan bahwa Semakin efektif proses Bimbingan dan Konseling CBT, maka akan semakin meningkatkan Determinasi Diri pada siswi MTs Nurul Ummah Yogyakarta.
Pengaruh Metode Kooperatif Model Stad (Student Teams Achievement Division) dan Tgt (Team Game Turnament) pada Mata Pelajaran IPA terhadap Hasil Belajar dan Keaktivan Siswa Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bego Image
Journal article

Pengaruh Metode Kooperatif Model Stad (Student Teams Achievement Division) dan Tgt (Team Game Turnament) pada Mata Pelajaran IPA terhadap Hasil Belajar dan Keaktivan Siswa Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bego

Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui seperti apa prosedur pembelajaran dengan menggunakan metode STAD dan TGT. 2. Untuk mengetahui seperti apa hasil belajar siswa dengan diterapkannya metode STAD san TGT dan sebelum diterapkannya metode STAD san TGT. 3. Adakah berbedaan hasil belajar siswa dan metode yang signifikan dalam mempengaruhi hasil belajar ketika menggunakan metode TGT dan STAD.Penelitian dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Bego dengan sampel sebanyak 20 rang yang diambil dari kelas V A dan VB. Pengamblan sampel dilakukan dengan cara random. Variabel independen yang ada dalam penelitian ini adalah Metode Kooperatif dengan menggukan STAD dan TGT. sedangkan variabel dependennya yaitu hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA. Metode analisa yang digunakan penelitian ini adalah Untuk menjawab ketiga permasalahan tersebut, pertama menjawab pada rumusan masalah yang pertama yaitu secara deskriptif untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan 2 metode yaitu metode metode STAD dan TGT. Untuk menjawab rumusan masalah yang ke dua dengan analisis compare means yang dilanjutkan dengan analisa uji T untuk mengetahui ada atau tidaknya nilai yang signifikan. Dan untuk menjawab rumusan masalah yang ke tiga, mengetahui adakah perbedaan hasil belajar sebelum menggunakan metode STAD dan TGT dan yang sudah menggunakan metode STAD dan TGT dengan menggunakan regresi.Dan yang ketiga untuk mengetahui metode mana yang yang paling signifikan dalam mempengaruhi hasil belajar. Hasil analisis compare mean untuk rata-rata hasil belajar IPA ketika menggunakn Metode TGT sebesar 59,73% dan yang menggunakan STAD sebesar 86,33%, dan rata-rata evaluasi berdasarkan cenderung kearah metode STAD. Dengan adanya metode TGT dan STAD dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada bab pembentukan tanah pada mata pelajaran IPA akan lebih tinggi sebesar 86,33% dengan menggunakan STAD dan hasil belajar siswa cenderung rendah dengan TGT sebesar 59,73%.
Suggested For You
Pendidikan Pesantren dalam Prespektif Gender Image
Journal article

Pendidikan Pesantren dalam Prespektif Gender

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional yang tumbuh dan berkembang ditengah-tengah masyarakat Muslim dan ikut terlibat langsung dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan telah memberikan kotribusi yang cukup signifikan dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.Pendidikan pesantren dan gender adalah dua hal yang selalu menarik untuk diperbincangkan, sebab penggagas pendidikan untuk perempuan adalah melalui didirikannya Madrasah diniyah yang diselenggrakan di lembaga pendidikan pesantren, sehingga kini, kita bisa melihat kiprah perempuan disegala sektor sekarang sudah mulai memiliki jabatan dan kedudukan, baik dalam ranah kultural maupun structural. Dalam arti, jika dahulu ada anggapan bahwa perempuan adalah orang kedua, maka sekarang anggapan tersebut sudah tidak relevan lagi. Namun jika kita telisik lagi, munculnya tokoh-tokoh perempuan di arena public bahkan hanya sering terdengar sebagai ikon persamaan kesempatan, dan bukan sebagai manifestasi yang konsisten dari kebijakan berbasis kesetaraan gender. Pada titik inilah “bias gender” dirasakan masih kental ditemukan dalam berbagai segmen kehidupan masyarakat. Pada umumnya pergerakan perempuan itu muncul sebagai jawab atas respon terhadap permasalahan yang muncul. Pada masa awal abad XX hingga masa kemerdekaan; strategi yang ditempuh oleh gerakan perempuan adalah untuk meningkatkan kedudukan perempuan dan mencapai Indonesia merdeka.[1] Pasca kemerdekaan; keterlibatan dan eksistensi perempuan adalah selalu berupaya meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan bagi kemajuan kaum perempuan disegala aspek kehidupan, baik melalui pendidikan dan pengajaran di sekolah atau di pesantren maupun eksistensinya di dunia kerja dan politik.[1] Samsul Nizar, Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di Nusantara, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), 206-207.Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisionalyangtumbuhdanberkembangditengah-tengahmasyarakatMuslimdan ikut terlibat langsungdalam upayamencerdaskankehidupan bangsa dan telah memberikankotribusiyangcukupsignifikan dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Pendidikan pesantren dan gender adalah dua hal yang selalumenarik untuk diperbincangkan, sebab penggagas pendidikan untukperempuan adalah melalui didirikannya Madrasah diniyah yang diselenggrakandilembagapendidikanpesantren,sehinggakini,kitabisamelihatkiprahperempuandisegalasektorsekarangsudahmulaimemilikijabatandankedudukan, baikdalamranahkulturalmaupunstructural.Dalamarti,jikadahuluadaanggapanbahwaperempuanadalahorangkedua, maka sekarang anggapan tersebut sudah tidak relevanlagi.Namun jika kita telisik lagi, munculnya tokoh-tokoh perempuandiarena publicbahkanhanyaseringterdengar sebagaiikonpersamaankesempatan,danbukan sebagai manifestasiyangkonsisten dari kebijakanberbasis kesetaraan gender.Pada titik inilah “bias gender” dirasakanmasihkental ditemukandalamberbagai segmenkehidupan masyarakat.  Pada umumnya pergerakan perempuan itu muncul sebagaijawab atas respon terhadap permasalahan yang muncul. Pada masaawal abad XX hingga masa kemerdekaan; strategi yang ditempuh olehgerakan perempuan adalah untuk meningkatkan kedudukan perempuandan mencapai Indonesia merdeka. Pasca kemerdekaan; keterlibatandan eksistensi perempuan adalah selalu berupaya meningkatkan kesejahteraandanpemberdayaan bagikemajuan kaumperempuan disegalaaspekkehidupan, baikmelalui pendidikandanpengajaran disekolah 1atau di pesantren maupun eksistensinya di dunia kerja dan politik.
Pentingnya Peran Keluarga Dalam Pendampingan Belajar Pada Anak Usia SD Di Masa Pandemi Covid 19 Image
Journal article

Pentingnya Peran Keluarga Dalam Pendampingan Belajar Pada Anak Usia SD Di Masa Pandemi Covid 19

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak. Peran keluarga sangat diharapkan mampu mengembangkan aspek-aspek pada anak khususnya dalam belajar dan pendidikan anaknya. Peran keluarga dalam  situasi pandemi seperti saat ini sangat penting bagi kelancaran kegiatan belajar mengajar daring antara guru dan anak. Anak dalam belajar tanpa ada pendampingan yang diberikan keluarga dapat menyebabkan kegiatan belajarnya terhambat dan mengalami sejumlah kendala, sehingga dalam upaya mencapai prestasi sulit untuk diwujudkan. Situasi pandemi saat ini memaksa anak belajar dari rumah secara daring, maka banyak hal berbeda dengan belajar dibandingkan dengan belajar dalam situasi normal. Maka disinilah peran keluarga sangat penting dalam memberikan pendampingan belajar anak terutama anak usia SD di masa pandemi covid 19.