Recently Published
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Literasi Sains Materi Suhu Dan Kalor Image
Journal article

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Literasi Sains Materi Suhu Dan Kalor

Dimensi Rasa Ingin Tahu Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Berbantuan Alat Perga Penjernihan Air Image
Journal article

Dimensi Rasa Ingin Tahu Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Berbantuan Alat Perga Penjernihan Air

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Literasi Sains Materi Suhu Dan Kalor Image
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Literasi Sains Materi Suhu Dan Kalor Image
Journal article

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Literasi Sains Materi Suhu Dan Kalor

Dimensi Rasa Ingin Tahu Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Berbantuan Alat Perga Penjernihan Air Image
Dimensi Rasa Ingin Tahu Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Berbantuan Alat Perga Penjernihan Air Image
Journal article

Dimensi Rasa Ingin Tahu Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Berbantuan Alat Perga Penjernihan Air

Most Viewed
Korelasi Pemecahan Masalah Dan Indikator Berfikir Kritis Image
Journal article

Korelasi Pemecahan Masalah Dan Indikator Berfikir Kritis

Didunia yang begitu cepat berubah, tingkatan berfikir kritis akan menentukan daya tahan seseorang dalam berkompetisi untuk menjadi yang terunggul. Kemampuan berfikir kritis adalah kemampuan yang penting karena dapat mengembangkan dan menyatakan ide-ide penting, membantu kita dalam mengkaji gagasan-gagasan yang rumit secara sistematis untuk dapat memahami lebih baik sehingga mencegah orang-orang untuk membuat keputusan yang buruk dan membantu mereka dalam memecahkan masalah. Sementara itu, hampir setiap bidang kehidupan manusia memerlukan kemampuan pemecahan masalah. Bahkan, kesuksesan dalam kehidupan sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam memecahkan masalah baik dalam skala besar maupun kecil. Dalam hal ini berfikir kritis menjadi syarat yang penting bagi setiap orang untuk memecahkan masalah.Banyak pendapat para ahli tentang pengertian berfikir kritis. Secara umum berfikir kritis dapat didefinisikan suatu proses penggunaan kemampuan berpikir secara efektif yang dapat membantu seseorang untuk membuat, mengevaluasi, serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau dilakukan. Dari definisi tersebut dapat maka berpikir kritis mempunyai ciri-ciri: (1) menyelesaikan suatu masalah dengan tujuan tertentu, (2) menganalisis, menggeneralisasikan,mengorganisasikan ide berdasarkan fakta/informasi yang ada, dan (3) menarik kesimpulan dalam menyelesaikan masalah tersebut secara sistematik dengan argumen yang benar. Berfikir kritis sangat diperlukan dalam proses pembelajaran disemua mata pelajaran termasuk matematika. Dalam pembelajaran matematika kemampuan berfikir kritis akan sangat dibutuhkan dalam proses memahami konsep, menganalisa masalah dan menentukan solusi yang tepat dari sebuah permasalahan di matematika.Hubungan antara berpikir kritis dan pemecahan masalah menarik untuk dikaji. Selama ini pemecahan masalah sering dipandang sebagai keterampilan yang bersifat mekanistis, sistematis, dan abstrak. Namun, seiring berkembangnya teori-teori belajar kognitif, pemecahan masalah lebih dipandang sebagai aktivitas mental yang kompleks yang memuat berbagai keterampilan kognitif. Dalam konteks sebagaimana diuraikan di atas, berpikir kritis dipandang sebagai syarat bagi tumbuhnya kemampuan pemecahan masalah. Namun, sebaliknya, pemecahan masalah dapat pula dipandang sebagai sarana untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis. Perlu diketahui bahwa pemecahan masalah mempunyai berbagai peran, yakni sebagai kemampuan, pendekatan, dan sebagai konteks. Mengingat kemampuan berfikir kritis tidak tumbuh dalam suasana atau ruang hampa, maka ia memerlukan sarana atau konteks. Dalam hal ini, konteks dimaksud dapat berupa aktivitas pemecahan masalah. Dalam makalah ini akan dieksplorasi mengenai hubungan antara pemecahan masalah dan berpikir kritis ditinjau dari berbagai aspeknya.
Penggunaan Software Matrix Laboratory (Matlab) Dalam Pembelajaran Aljabar Linier Image
Journal article

Penggunaan Software Matrix Laboratory (Matlab) Dalam Pembelajaran Aljabar Linier

Perkembangan dan kehadiran teknologi komputer telah memberikan kemudahan berbagai pihak untuk meng- gunakannya dalam bidang kehidupan, termasuk pendi- dikan, sebagai sarana penunjang pendidikan. Komputer semakin memberikan manfaat yang besar di dunia pen- didikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Terdapat ratusan bahkan ribuan program aplikasi komputer atau perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan untuk pembe- lajaran matematika, khususnya Aljabar Linier. Salah satu perangkat lunak bantu yang dapat digunakan dalam pem- belajaran Aljabar linier yaitu Matrix Laboratory (MATLAB). Program ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kecepatan, dan keakuratan dalam berbagai perhitungan dalam pembelajaran aljabar linier sehingga waktu yang di- perlukan untuk mengerjakan lebih esien dan hasil yang diperoleh lebih akurat dibandingkan dengan perhitungan yang dilakukan secara manual, selain itu juga dapat mem- visualisasikan grak dalam bentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi, misalnya dalam penyelesaian Sistem Persamaan Linier sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemaha- man terhadap materi yang diberikan.
Suggested For You
Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Pencernaan Makanan Dengan Model Role Playing Bagi Siswa XI Ipa1 Semester Genap Di SMA Negeri 1 Karangrayung Tahun 2012/2013 Image
Journal article

Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Pencernaan Makanan Dengan Model Role Playing Bagi Siswa XI Ipa1 Semester Genap Di SMA Negeri 1 Karangrayung Tahun 2012/2013

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah proses pembelajaran, seberapa besar peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan model role playing bagi siswa kelas XI IPA1SMA Negeri 1 Karangrayung. PTK ini ditempuh dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi peningkatan keaktifan dan hasil belajar. Nilai keaktifan siswa pada siklus I sebanyak 35 siswa (89,7%) dan siklus II sebanyak 39 siswa (100%). Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I sebanyak 31 siswa (79,5%) dan pada siklus II sebanyak 35 siswa (89,7%) tuntas belajar.
Read more articles