Working paper
Mengurai Kompleksitas Persoalan Buruh Migran
SEKAR (diperankan Titi Sjuman), dalam film Minggu Pagi di Victoria Park, pergi ke Hongkong untuk menjadi tenaga kerja wanita (TKW). Seperti banyak TKW lain, kepergian Sekar bertujuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih bagi diri sendiri dan keluarganya. Tapi sepertinya tujuan itu hendak dicapai dan ditunjukkan Sekar dengan segera. Di awal masa kerjanya ia mulai mengirimi uang dalam jumlah signifikan pada orangtuanya. Menerima kiriman uang dari anaknya, ayah Sekar senang dan bangga. Uang kiriman dari anaknya digunakan ayah Sekar untuk memperbaiki rumah, mengredit motor, dan membeli ternak. Tapi kesenangan dan kebanggaan Ayah Sekar berkebalikan dengan nasib Sekar. Untuk bisa mengirimkan uang ke orang tuanya dan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, Sekar nekad meminjam uang pada Supercredit, sebuah lembaga keuangan yang biasa memberi pinjaman kepada para buruh migran dengan bunga pinjaman relatif besar. Hal ini dilakukan Sekar karena sebenarnya penghasilannya waktu itu tidak cukup jika sebagiannya dialokasikan untuk dikirim pada orang tuanya. Penghasilan Sekar saat itu kira-kira baru cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Tapi Sekar tidak menceritakan masalah itu pada orang tuanya. Ia terus memaksakan diri untuk mengirimkan uang pada orang tuanya sekaligus bekerja keras untuk menyicil utang pada Supercredit. Demi itu ia rela melakukan pekerjaan apapun; dari tukang cuci piring, perawat orang jompo, sampai menjadi pekerja seks komersial (PSK). Masalah yang dihadapi Sekar kian pelik karena passportnya dijadikan jaminan untuk bisa meminjam pada Supercredit.