Thesis
+
other
others
×
Authors
Feni Sulistia Ningrum, Kusuma Wijaya Ridi Putra, Meli Diana
Diabetus Mellitus merupakan suatu kelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart, 2002). Kebanyakan pasien juga beranggapan bahwa bila gula darah sudah dikatakan normal, maka pasien sering menganggap penyakitnya sudah sembuh. Oleh karena itu, tidak perlu diet lagi, olahraga, makan obat atau kontrol. Bila pasien luka, dan lukanya bisa sembuh begitu saja, pasien juga menganggap walaupun gula darah tinggi, gula darah yang tinggi dianggap juga tidak masalah. Dan bahkan, pasien tidak percaya kalau dia menderita diabetes melitus. Sehingga resiko kejadian komplikasi dibetes melitus sepeti kebutaan, gagal ginjal, amputasi, gangguan syaraf cukup tinggi dan terjadi lebih dini (Primanda, dkk, 2011). Penyakit Diabetes mellitus atau sakit gula masih menjadi persoalan bersama. Bahkan di indonesia, penyakit ini masih berada di posisi keempat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar yang menderita penyakit Diabetes setelah Amerika Serikat, China, dan India (WHO, 2011). Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes mellitus di dunia. Pada tahun 2000, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes. Namun pada tahun 2006, jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat menjadi 14 juta orang, dimana 50% telah sadar menghidap dan di antara itu ada 30% yang datang berobat teratur, jumlah penyakit diabetes mellitus di dunia dan di Indonesia diperkirakan akan meningkat. Khasusnya di Indonesia, atas dasar prevalensi + 1,5%, diperkirakan jumlah penderita diabetes mellitus pada tahun 2010 = 5 juta dan 2020 = 6,6 juta (Riyadi, 2008). Faktor-faktor penyebab Diabetes Mellitus antara lain genetika, faktor keturunan memegang peranan penting pada kejadian penyakit ini. Apabila orang tua menderita penyakit Diabetes Mellitus maka kemungkinan anak-anaknya menderita Diabetes Mellitus lebih besar. Faktor lain yang menjadi penyebab Diabetes Mellitus yaitu gaya hidup, orang yang kurang gerak badan, diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat, kegemukan, dan kesalahan pola makan. Kelainan hormonal, hormon insulin yang kurang jumlahnya atau tidak diproduksi. Diabetes Mellitus bisa terjadi komplikasi seperti penyakit makrovaskular (pembuluh darah besar), penyakit mikrovaskular (pembuluh darah kecil), penyakit neuropatik (Ernawati, 2013). Pengendalian Diabetes Mellitus dan penyakit metabolik dilakukan melalui pencegahan dan penanggulangan dari faktor risiko tersebut di atas, yaitu dengan modifikasi gaya hidup atau perubahan gaya hidup dan konsumsi obat antidiabetik. Prinsip dasar manajemen pengendalian Diabetes Mellitus meliputi modifikasi gaya hidup, dengan mengubah gaya hidup yang tidak sehat menjadi gaya hidup yang sehat berupa pengaturan makanan (diit), latihan jasmani atau latihan aktifitas fisik, perubahan perilaku risiko meliputi berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol, serta kepatuhan konsumsi obat antidiabetik (Putra, 2015).