Recently Published
Most Viewed
Riset Desain dalam Metodologi Penelitian Image
Journal article

Riset Desain dalam Metodologi Penelitian

Research design is one of the stages that must be passed or made in order that research achieved its objectives. Research design is a work plan to make a construction that every question can be answered. In conducting the study, a researcher must have a research paradigm that explains researcher's view in understanding a problem, and the testing criteria as the basis for answering the research problem. In general, the research paradigm is classified into two groups: quantitative research (positivist) and qualitative research (phenomenology / postpositivist). Quantitative approach based on the positivist paradigm, namely how to getto the truth of empirical science by using human senses and keeping track of the outside perspective. Meanwhile, a qualitative approach is based on theparadigm of phenomenology, which states that the essence of meaning or truth can be gained through human interaction; and hence it is not value free. Some designs are typically used in social research is explanatory, that examine the relationship or influence between the hypothesized variables: descriptive, which is the research that gives a clearer picture about social situations, and experimental, the trials or experiments to test the hypothesis in conditions where one or several variables can be controlled. Riset desain merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui atau dibuat oleh seorang peneliti agar penelitan yang akan dilakukan dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Riset desain adalah sebuah rencana kerja dengan membuat sebuah konstruksi agar setiap pertanyaan dapat ditemukan jawabannya. Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti tentu memiliki paradigma penelitian yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian. Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu penelitian kuantitatif (positivis) dan penelitian kualitatif (fenomenologi/postpositivis). Pendekatan kuantitatif didasari oleh paradigma positivis, yaitu bagaimana cara mendapatkan kebenaran dalam ilmu pengetahuan secara empiris dengan menggunakan indera manusia dan melacak dari sudut pandang luar. Sementara itu pendekatan kualitatif didasari oleh paradigma fenomenologi, yang menyatakan bahwa esensi makna atau kebenaran dapat diperoleh melalui interaksi manusia; oleh karena itu tidak bebas nilai. Beberapa desain yang biasanya digunakan dalam penelitian sosial adalah eksplanasi, yaitu menguji hubungan atau pengaruh antar-variabel yang dihipotesiskan; deskriptif, yaitu merupakan penelitian yang memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial; dan eksperimental, yaitu percobaan atau eksperimen untuk melakukan tes hipotesis dalamkondisi di mana satu atau beberapa variabelnya dapat dikontrol.
Metode Penelitian Komunikasi Berbasis Internet Image
Journal article

Metode Penelitian Komunikasi Berbasis Internet

Bahasan makalah difokuskan pada persoalan -Antara Metode Penelitian, Komunikasi dan Internet ; - Internet dan -Channel Komunikasi dalam Internet. Dari hasil pembahasan dapat dikemukakan bahwa dalam hubungan permasalahan pertama, maka terkait pelaksanaan penelitian dengan pendekatan kuantitatif berbasis internet, cenderung sifatnya hanya deskriptif belaka yang nota bene hasilnya tidak dapat digeneralisisasikan. Hal ini kebenarannya terjadi jika penelitian pendekatan kuantitatif yang dilakukan adalah penelitian yang populasinya berbasis web atau akun di internet. Namun jika penelitian itu samplingnya berbasis pada masyarakat pengguna internet, maka hasilnya akan berbeda dengan seperti yang diasumsikan sebelumnya. Pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif sebagaimana dimaksudkan terakhir, maka proses samplingnya antara lain bisa berbasiskan pada populasi anggota masyarakat tertentu, misalnya saja populasi anggota masyarakat calon pemilih dalam Pilpres, Pilgub atau Pilkada dalam DPT milik KPU/KPU-D. Terkait permasalahan kedua, internet berarti jutaan komputer di seluruh dunia yang saling berketersambungan. Web, e-mail, chat, dan newsgroups merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan individu untuk berkomunikasi melalui internet. Terkait dengan persoalan ketiga, maka dengan dukungan perkembangan teknologi internet, fungsi medium internet dapat semakin bekerja maksimal. Channel komunikasi dalam internet sendiri memiliki banyak ragamnya. Ada yang melalui websites; blog; social network sites, e-mail; chatt room; group discussion; status/wall. Dari dua contoh studi komunikasi yang datanya dilakukan dengan berbasiskan internet, menunjukkan bahwa studi fenomena komunikasi berindikasi cenderung lebih advance. Ke-advance-an dimaksud dimaksud terutama dari dinamika materi komunikasinya dan termasuk dalam hal kepentingan untuk pengembangan teori. Sejalan dengan indikasi masih kurang respeknya dunia akademik terhadap internet sebagai basis sumber data bagi proses pelaksanaan penelitian baik dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif, maka ke depan sikap tersebut hendaknya harus diubah guna lebih berkembangnya studi-studi komunikasi di Indonesia.
Suggested For You
Wacana Lingkungan dalam Gerakan Sosial Digital Image
Journal article

Wacana Lingkungan dalam Gerakan Sosial Digital

Tulisan ini mendiskusikan salah satu bentuk dari pergerakan sosial baru (new social movement), yaitu petisi online. Gerakan sosial ini ditandai dengan penggunaan teknologi Internet sebagai alat perjuangan yang utama. Secara khusus, penulis memilih untuk mengelaborasi situs Change.org sebagai situs yang menyediakan platform petisi online. Melalui situs tersebut, setiap orang dapat mengumpulkan tanda tangan secara digital sebanyak mungkin guna mendukung perjuangan mereka. Tanda tangan yang telah terkumpul tersebut lalu diberikan kepada pihak-pihak terkait, baik pelaku maupun pengambil kebijakan, untuk menyelesaikan persoalan publik yang mereka tuntutkan. Secara khusus penulis mengeksplorasi isu lingkungan sebagai isu yang vital dan dialami oleh hampir semua wilayah di dunia. Semiotika sosial yang digagas Halliday digunakan untuk membedah isi pengantar dari tuntutan yang mereka lakukan melalui situs Change.org. Analisis dilakukan menggunakan tiga analisis konteks situasi: medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana.
Read more articles