Journal article // Jurnal Jaffray






Konflik Kebudayaan Menurut Teori Lewis Alfred Coser Dan Relevansinya Dalam Upacara Pemakaman (Rambu Solo') Di Tana Toraja
Oktober 1, 2014
Robi Panggarra

Metrik

  • Eye Icon 340 kali dilihat
  • Download Icon 467 downloads
Metrics Icon 340 kali dilihat  //  467 downloads
Konflik Kebudayaan Menurut Teori Lewis Alfred Coser Dan Relevansinya Dalam Upacara Pemakaman (Rambu Solo\u0027) Di Tana Toraja Image
Abstrak

Tujuan penulisan ini adalah: untuk menganalisis sejauh mana konflik dalam budaya upacara kematian (Rambu Solo') Suku Toraja memberi dampak berjalannya fungsi AGIL (Adaptation, Goal attainment, Integration, dan Latency Patterns Maintenance) dengan baik ataupun memperkuat ingtegrasi di antara kelompok kaya dan miskin, atau kelompok bangsawan dan rakyat jelata ataupun kelompok hamba. Kebudayaan upacara Rambu Solo' di Tana Toraja jelas memiliki nilai potensi konflik, akan tetapi beberapa nilai integrasi yang diungkapkan oleh Coser memang memberi pengaruh terhadap kesatuan masyarakat Tana Toraja. Di sisi yang lain juga memberikan pengaruh yang kuat terhadap kesatuan masyarakat Tana Toraja yang tentunya tidak dipahami oleh Coser, yaitu adanya nilai-nilai Tongkonan yang mengikat masyarakat untuk tidak berkonflik. Kata-kata kunci: konflik, kebudayaan, teori Lewis Alfred Coser, upacara, pemakaman, Rambu Solo', Tana TorajaThe aim of this writing is: to analyze how much the conflict which is in the cultural funeral ritual (Rambu Solo'), of the Torajan ethnic group, impacts the function of AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Integration, and Latency Patterns Maintenance) in a positive manner or evenstrengthens the integration between wealthy and poor groups, or between aristocratic groups and the common people or servants. The cultural ritual, Rambu Solo', in the Torajan region clearly possesses the potential for conflict, several integration values, however, which are noted by Lewis Alfred Coser, admittedly influence the unity of the Torajan community. There exists, however, another factor which strongly influences the unity of the community in the Torajan region which, in fact, was not understood by Coser; that is the presence of Tongkonan values which bind the community so that conflict does not occur.

Full text
Show more arrow
 

Metrik

  • Eye Icon 340 kali dilihat
  • Download Icon 467 downloads
Metrics Icon 340 kali dilihat  //  467 downloads