Perkembangan Rumah Sakit (RS) swasta diIndonesia tidak terlepas dari peranan dokterspesialis. Secara historis peranan dokter spesialissangat besar, terutama pendirian RS swasta pascakemerdekaan. Dokter-dokter spesialis ternama adayang berkesempatan menjadi pemilik RS danmendirikannya. Fenomena ini menarik karena terlihatada rasa tidak puas, rasa tidak nyaman, tidakmempercayai sistem di RS induk, ataupun tidakcocok dengan RS induknya. Yang menarik walaupunmendirikan RS sendiri, para dokter spesialis pemilikRS swasta tidak keluar dari RS induknya.Salah satu motivasi lainnya adalah sebagiandokter spesialis yang mempunyai RS sendiri, tidakingin hanya sebagai karyawan atau lebih jauh lagisebagai buruh sebuah RS. Istilah buruh dapatdiartikan sebagai suatu keterpaksaan dokter untukbekerja di RS. Ini berarti tidak ada kesesuaian antaranilai-nilai yang dianut pribadi dokter dengan nilai-nilaiRS-nya.Pertanyaan-pertanyaan yang muncul adalah:Apakah dokter spesialis cenderung berkeinginanmempunyai RS sendiri. Lebih spesifik lagi: apakahdokter spesialis tidak mempercayai sistemmanajemen RS induknya sehingga tidak terjadisinergi. Jika memang "ya" jawabannya apakahketidakpercayaan pada sistem manajemennyamerupakan hal yang tepat? Bagaimana hubungandokter spesialis dengan RS? Apakah berposisisebagai Pemilik, Karyawan, Mitra, atau Buruh? Apamasalahnya? Bagaimana skenario di masa depanuntuk hubungan dokter spesialis dan RS swasta?Tajuk ini mencoba untuk membahas pertanyaanterakhir dalam konteks pertanyaan-pertanyaanlainnya. Ada beberapa skenario RS swasta yangmungkin terjadi.Skenario 1: Perkembangan didominasi oleh RSbertipe Boutique (layanan sempit) milik dokterspesialis. Dokter spesialis merangkap sebagaiwirausaha untuk RS dengan layanan yang tidak luas.Sistem manajemen dipegang sendiri oleh dokter.Rumah Sakit (RS) tipe ini dapat dilihat daripenampakan RSIA, RS khusus mata, atau RSkhusus bedah diberbagai kota.Skenario 2: Perkembangan didominasi oleh RSumum milik dokter spesialis dalam bentukperusahaan. Jangkauan pelayanan mengalamiperkembangan dari RS layanan sempit menjadi RSUmum layanan luas yang berasal dari kepemilikandokter spesialis dan berkembang menjadi sebuahkorporasi besar. Rumah Sakit (RS) besar milik dokterspesialis ini (bisa sendiri atau berkelompok)menggunakan filosofi dimana dokter spesialislainnya yang bukan pemilik merasa cocok denganRS-nya. Skenario ini menggambarkan situasidimana para spesialis senang bekerja di RS yangtidak dimilikinya.Skenario 3: Perkembangan ddidominasi RSswasta bukan milik dokter spesialis, layanan luasdengan mengikuti filosofi partnership dengan dokterspesialis. Pemiliknya dapat berupa lembagakeagamaan, Perusahaan, ataupun perorangan.Model pelayanan klinik dan sistem manajemennyamenempatkan dokter sebagai partner.Skenario 4: Perkembangan didominasi RSswasta besar bukan milik dokter, dengan layananluas. Rumah Sakit (RS) swasta ini bukan milik paradokter. Pemiliknya dapat berupa lembagakeagamaan, Perusahaan, ataupun perorangan.Model manajemennya adalah birokrasi. Dokterspesialis merasa menjadi karyawan atau buruh diRS. Akibatnya dokter spesialis bebas bekerja di RSswasta lain bahkan menjadi pemilik RS swasta lain.Skenario mana yang paling mungkin terjadi?Pengamatan saat ini menunjukkan bahwa terjadisuatu interaksi kompleks antara sistem manajemen,khususnya sistem pembayaran untuk dokter dengankeinginan pribadi dokter spesialis, kesempatanuntuk pengembangan karir, kecocokkan bekerja danberbagai hal lainnya. Faktor penting lainnya adalahaturan perijinan RS. Apabila aturan perijinan longgar,dapat terjadi suatu perkembangan yang mengarahke skenario 1 dimana banyak RS berbentuk tipebutik. Namun apabila ada peraturan bahwa dokterspesialis dilarang untuk menjadi pemilik RS agartidak terjadi conflict of interest, ada kemungkinanskenario 3 atau 4 yang akan terjadi. Faktor lain yangperlu diperhitungkan adalah kepekaan masyarakatdalam hukum. Jika terjadi semakin banyak tuntutanhukum, maka dokter spesialis yang merangkapsebagai pemilik sekaligus sebagai doktermempunyai risiko dituntut rangkap, sebagai pemilikdan sebagai operator pelayanan klinik. (LaksonoTrisnantoro, trisnantoro@yahoo.com)