Al-quran diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asal kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah S.W.T dan risalah-NYA. Juga memberitahukan hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang sekarang serta berita-berita yang akan datang. Pada sebagian besar isi kandungan Al-quran pada mulanya diturunkan untuk tujuan umum, tetapi kehidupan para sahabat bersama Rasullullah telah menyaksikan banyak peristiwa sejarah, bahkan kadang terjadi di antara mereka peristiwa khusus yang memerlukan penjelasan atas hukum Allah atau masih kabur bagi mereka. Kemudian mereka bertanya kepada Rasullulah untuk mengetahui hukum Islam mengenai hal itu. Maka Al-quran turun untuk peristiwa khusus tadi atau untuk pertanyaan yang muncul. Sudah hampir menjadi dalil aksiomatis bahwa tidak ada teks, apapun bentuknya, yang hadir dalam ruang hampa, ia selalu terkait dengan ruang sosiental, karena itu teks selalu kompleks. Kegiatan menafsirkan Al-quran merupahkan sebentuk kegiatan untuk melihat dan menguji kevaliditas sebuah teks bagi kehidupan manusia, khususnya umat islam. Sebagaimana dipahami bahwa teks tidak selalu relevan, teks itu senantiasa harus digunakan atau dianalogikan dengan realitas bahkan dengan kepentingan, apa-pun bentuknya dan di sinilah teks Al-quran akan menjadi Hidup.