Kalimantan merupakan pulau dengan potensi sumber daya alam yang sangat banyak, khususnya di Kalimantan Tengah. Potensi sumber daya alam dari Kalimantan Tengah sangat banyak akan tetapi belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di Kalimantan Tengah. Hal ini dikarenakan infrastruktur jalan untuk pendistribusian sumber daya alam belum memenuhi dan belum dapat menjangkau masyarakat yang berada di pelosok Kalimantan Tengah. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah provinsi Kalimantan Tengah menggunakan sungai-sungai sebagai jalur distribusi yang baru. Dengan mengandalkan Kota Sampit sebagai sentral distribusi, pemerintah provinsi Kalimantan Tengah berencana untuk meningkatkan alur distribusi hasil bumi melalui sungai. Untuk meningkatkan angka distribusi tersebut maka diperlukan kapal general cargo yang dapat membawa bermacam-macam hasil bumi dari Kota Sampit ke pelabuhan PT. Sylva Sari yang berada di ujung Kalimantan Tengah. Dari kota Sampit, kapal akan dimuati dengan bahan-bahan hasil bumi berupa tanaman holtikultura seperti jagung, padi, buah-buahan, dan sayur-sayuran yang merupakan hasil utama dari kota Sampit. Kemudian mencapai daerah ujung Kalimantan Tengah tepatnya di daerah kota Besi akan dimuati dengan produksi kayu logging dan olahan yang merupakan produksi utama daerah tersebut. Untuk memenuhi kondsi pendistribusian maka diperlukan perjalanan menyisir sungai Mentaya selama 10-12 jam dengan kecepatan maksimal kapal 9 knot. Payload dari kapal multi purpose ini adalah 3300 ton. Ukuran utama dari kapal multi purpose ini dicari menggunakan metode geosim dengan satu kapal pembanding. Ukuran utama yang memenuhi kriteria teknis dan regulasi adalah Lpp = 88.8 m; B = 14.4 m; H = 6 m; T = 3.8 m. Tinggi freeboard minimum yang didapatkan yaitu 2160 mm, tonase kotor kapal mencapai 2774.75 ton dengan kondisi tahanan dari kapal sebesar 65,150 kN. Biaya estimasi pembangunan kapal multi purpose adalah Rp. 59,425,142,907.84.