Tindak tutur merupakan aktivitas berbahasa baik berupa tuturan maupun non-tuturan yang bersifat kontekstual. Pada penelitian ini dianalisis “Tindak Tutur dalam Ritual Panas Pela Desa Ahiolo, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat”. Sebab mengaji tindak tutur, digunakan subdisiplin linguistik yaitu pragmatik. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis jenis ilokusi dan perlokusi. Berdasarkan fokus penelitian tersebut, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis jenis ilokusi dan perlokusi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah hasil perekaman ritual Panas Pela di Desa Ahiolo Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Pengumpulan data menggunakan teknik Simak Bebas Libat Ckap (SBLC) dengan cara menyimak rekaman video ritual Panas Pela di Desa Ahiolo, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Pada tanggal 12--14 November 2014. Rekaman video tersebut digunakan sebagai sumber data sebab merupakan sumber terbaru dan relevan. Hal tersebut karena ritual Panas Pela merupakan ritual periodik yang dilaksanakan tiga tahun sekali. Berdasarkan penganalisisan data ditemukan lima jenis ilokusi dengan jumlah 140 data. Kelima jenis ilokusi tersebut adalah asertif (30 data), direktif (49 data), komisif (41 data), ekspresif (16 data), dan deklaratif (4 data). Selanjutnya ditemukan tiga jenis perlokusi dengan jumlah 140 data. Ketiga jenis perlokusi tersebut adalah mendorong penyimak mempelajari sesuatu (22 data), membuat penyimak melakukan sesuatu (41 data), membuat penyimak memikirkan sesuatu (77 data). Ilokusi dan perlokusi merupakan komponen yang membangun konstruksi pertuturan dalam ritual Panas Pela Desa Ahiolo Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat. Mengingat manfaat ritual tersebut sangat dipercaya sebagai pengikat keturunan kedua kelompok pelibat ritual, maka eksistensi ritual ini perlu dilestarikan. Upaya tersebut telah tampak pada pelaksanaan ritual yang melibatkan seluruh elemen masyarakat dari segala usia.