Journal article // Buletin Palawija






Antixenosis Morfologis Salah Satu Faktor Ketahanan Kedelai terhadap Hama Pemakan Polong
Suharsono Suharsono

Metrics

  • Eye Icon 174 views
  • Download Icon 227 downloads
Metrics Icon 174 views  //  227 downloads
Antixenosis Morfologis Salah Satu Faktor Ketahanan Kedelai terhadap Hama Pemakan Polong Image
Abstract

Antixenosis, anitibiosis, dan toleran adalah perwujudan sifat ketahanan tanaman terhadap hama. Ketiga sistem tersebut dapat bekerja secara bersama-sama atau secara tersendiri tergantung kepada jenis hama dan jenis tanaman. Ketiga sistem tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk morfologi misalnya adanya trikoma yang panjang, kaku, rapat dengan struktur yang tidak beraturan, kulit permukaan daun, batang dan polong yang tebal dan keras. Secara kimiawi diwujudkan oleh adanya senyawa yang beracun, atau senyawa yang mempengaruhi perilaku serangga hama untuk menemukan inangnya. Pada tanaman kedelai dapat ditemukan berbagai karakter morfologi yang tersebar di seluruh permukaan daun, batang, dan polong yang beragam menurut varietas atau jenis kedelai. Karakter-karakter tersebut merupakan ciri fenotipik yang dimiliki oleh masing-masing jenis kedelai, dan karakter fenotipik tersebut terbukti mempunyai sumbangan yang sangat berarti bagi sistem pertahanan kedelai terhadap hama pemakan polong kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketahanan kedelai terhadap hama pengisap polong Riptortus linearis dipengaruhi oleh ketebalan kulit polong dan kerapatan trikoma. Trikoma yang rapat dan panjang mengurangi banyaknya luka tusukan stilet pengisap polong. Banyaknya luka tusukan stilet pada biji galur-galur IAC-100, dan IAC-80-596-2 sejumlah 3–6 luka tusukan lebih rendah daripada luka tusukan stilet pada varietas Wilis yang menderita luka tusukan stilet lebih tinggi, yaitu 10–15 luka tusukan. Selain itu karakter trikoma tersebut juga berpengaruh terhadap preferensi peneluran hama penggerek polong Etiella zinckenella. Hubungan antara karakteristik trikoma polong dengan peneluran hama penggerek polong Etiella zinckenella menunjukkan bahwa peletakan telur dipengaruhi oleh adanya trikoma. Pada varietas Wilis dengan kerapatan trikoma 5–11/mm 2 , jumlah telur penggerek polong yang diletakkan/ tanaman mencapai 98,3 butir, sedangkan pada galur IAC-100 dan IAC-80-596-2 dengan kerapatan trikoma 15–20/mm 2 telur yang diletakkan berkisar antara 3–5 telur/tanaman. Hal ini juga tercermin dari kerusakan polong yang ditimbulkan. Berdasarkan hasil serangkaian penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa antixenosis terhadap hama pengisap dan penggerek polong kedelai terdapat pada galur IAC-100 dan IAC-80-596-2, yang selanjutnya dapat dipakai sebagai tetua untuk membentuk varietas tahan terhadap kedua hama tersebut.

Full text
Show more arrow
 

Metrics

  • Eye Icon 174 views
  • Download Icon 227 downloads
Metrics Icon 174 views  //  227 downloads