Di Indonesia ulat grayak, S. litura, dapat menyerang berbagai jenis tanaman kacang-kacangan. Bioekologi hama ini telah banyak diketahui termasuk arti ekonomi, dan upaya pengendaliannya. Pemahaman bioekologi ulat grayak perlu diketahui untuk dipakai sebagai salah satu pertimbangan guna menentukan strategi pengendalian ulat grayak yang efektif. Penggunaan insektisida untuk mengendalikan ulat grayak pada tanaman kedelai yang intensif telah banyak dilakukan, namun belum sepenuhnya dapat menekan populasi ulat grayak. Atas pertimbangan biaya, keamanan lingkungan, dan strategi pengendalian hama terpadu maka upaya mencari pengendalian alternatif antara lain: penggunaan musuh alami, dan varietas tahan telah dilakukan. Virus penyebab penyakit Nuclear Polyhedrosis Virus (NPV), pada ulat grayak merupakan entomopathogenic virus yang banyak ditemukan di lapangan dan berpeluang untuk dapat dikembangkan, karena relatif mudah cara penanganannya dibanding dengan penggunaan parasitoid dan predator.