Salah satu penyebab rendahnya produktivitas tanaman kedelai di Indonesia adalah karena serangan penyakit virus dan penggunaan benih yang kualitasnya tidak terjamin. Di antara lebih dari 10 jenis penyakit virus yang menyerang tanaman kedelai di Indonesia, dua diantaranya yaitu virus mosaik kedelai (Soybean mosaic virus= SMV ) dan virus kerdil kedelai ( Soybean stunt virus =SSV) ditularkanmelalui benih kedelai. Di dalam biji kedelai yang terinfeksi, virus SMV dan SSV terdapat di dalam jaringan kulit biji atau embrio (kotiledon dan lembaga). Penularan SMV and SSV melalui benih kedelai memegang peranan penting dalam penyebarluasan dan perkembangan epidemi penyakit virus di lapang. Untuk mendeteksi SMV dan SSV dalam biji kedelai dapat dilakukan cara sederhana dengan mengamati langsung secara visual, uji ditumbuhkan (growing-on test), uji infektivitas (invectivity test) atau menggunakan teknik serologi (uji presipitasi, uji aglutinasi, immunoelectron microscopy (IEM), enzyme linked immunosorbent assay (ELISA), radio immunosorbent assay (RISA), dan hibridisasi asam nukleat. Benih kedelai yang bebas virus SMV dan SSV dapat diproduksi dengan cara: (1) menghindari sumber infeksi awal, yaitu dengan menggunakan stok benih sehat, menghilangkan tanaman kedelai terinfeksi dan sumber infeksi lain di lapang, (2) mencegah masuk dan tersebarnya virus SMV dan SSV ke pertanaman kedelai dengan isolasi tempat dan waktu, pengendalian vektor, serta (3) menanam varietas tahan atau yang tidak menularkan virus lewat biji