Dominasi sosial dalam masyarakat merupakan suatu tindakan yang dilakukan baik sadar ataupun tidak dari pihak yang mendominasi kepada pihak terdominasi. Tindakan tersebut merupakan suatu bentuk kekerasan atau kekuasaan secara simbolik, dilakukan dengan berbagai syarat dan alasan yang dimiliki oleh pihak yang mendominasi, sehingga praktik dominasi tersebut menguntungkannya dan merugikan pihak sebaliknya. Pendekatan sosiologi sastra merupakan kegiatan mengamati segala aktivitas masyarakat yang terdapat dalam suatu karya sastra.
Penelitian ini menggunakan novel Max Havelaar karya Multatuli karena di dalamnya berlatar belakang masa penjajahan yang dilakukan oleh Belanda kepada Indonesia dan diyakini terdapat praktik-praktik dominasi sosial pada saat itu. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah membahas dan menganalisis tentang (1) modal (alat) dalam novel Max Havelaar karya Multatuli, (2) kelas dalam novel Max Havelaar karya Multatuli, (3) habitus dalam novel Max Havelaar karya Multatuli, dan (4) kekuasaan atau kekerasan simbolik dalam novel Max Havelaar karya Multatuli dengan menggunakan kajian dominasi simbolik dari Pierre Bourdieu.
Pendekatan yang diugunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi sastra. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik studi pustaka, yaitu dengan cara mengumpulkan seluruh data yang berupa kata-kata, kalimat, penggalan kalimat, paragraf, dan penggalan paragaraf yang sesuai dengan kajian dominasi simbolik Pierre Bourdieu dalam novel Max Havelaar karya Multatuli dan mengklasifikasikan data tersebut ke dalam aspek modal, kelas, habitus, dan kekuasaan simbolik.
Hasil dalam penelitian ini diperoleh bahwa (1) modal yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu modal simbolik, modal sosial, dan modal budaya yang dimiliki oleh beberapa tokoh yaitu Max Havelaar, Bupati Lebak, dll, (2) kelas yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu kelas dominan, kelas menengah, dan kelas populer atau kelas bawah. Kelas dominan ditempati oleh para pejabat Belanda, kelas menengah ditempati oleh berbagai kalangan pejabat pribumi, dan kelas populer ditempati oleh para penduduk Jawa atau penduduk pribumi, (3) terdapat tiga bentuk habitus yang meliputi kecerdasan dan kemurahan hati Max Havelaar, melindungi para pejabat pribumi, dan kesewenang-wenangan yang dibiarkan terjadi, (4) terdapat empat bentuk kekuasaan simbolik yang meliputi penduduk bekerja tanpa bayaran di ladang milik bupati, merampas kerbau penduduk secara semena-mena, pembunuhan oleh para pejabat kepada penduduk pribumi, dan penerapan sistem kerja paksa dan pundutan.
Kata kunci: dominasi sosial, novel Max Havelaar, modal, kelas, habitus, dan kekuasaan simbolik