Seiring dengan bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun sehingga menimbulkan berbagai keluhan, salah satunya xerostomia. Xerostomia disebabkan berkurangnya sekresi saliva yang dapat mengakibatkan rasa ketidaknyamanan pada rongga mulut, nyeri, peningkatan tingkat karies gigi dan infeksi mulut, serta kesulitan berbicara dan menelan makanan, sehingga asupan gizi pun menurun diikuti dengan penurunan berat badan. Keluhan-keluhan yang muncul ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan rongga mulut yang nantinya diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat kualitas hidup. Tujuan untuk menjelaskan pengaruh xerostomia terhadap kesehatan gigi dan mulut terkait kualitas hidup pada lansia. Metode penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional design. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Subjek penelitian adalah lansia berumur ≥ 60 tahun dengan besar sampel 107 responden untuk masing-masing kelompok. Data yang diperoleh berupa status xerostomia (diagnosa xerostomia secara subjektif) dan data kesehatan gigi dan mulut terkait kualitas hidup (dengan kuesioner OHIP-14). Uji statistik menggunakan uji normalitas uji normalitas Independent Sample Test. Hasil diperoleh rata-rata skor OHIP-14 pada kelompok lansia dengan xerostomia lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lansia tanpa xerostomia. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas hidup terkait kesehatan gigi dan mulut kelompok usila dengan xerostomia cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kelompok lansia tanpa xerostomia. Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test hasil (0,025) dan analisis dilanjutkan menggunakan uji normalitas Independent Sample Test (0,000) diperoleh perbedaan yang signifikan (p<0,05).