Pembahasan mengenai hadis terus dilakukan oleh para ulama, dari mulai generasi mutaqaddimîn, mutaakhirîn sampai pada generasi kontemporer (hadîtsiyyah) pada masa sekarang.kajian mereka mengenai hadis tidak pernah lepas dari dua hal; dirâyah dan riwâyah. Kajian mengenai hadis dari sisi dirayah adalah kajian tentang asal-usul tentang kenapa dan bagaimana hadis tersebut muncul. maka jelas bahwa tujuan kritik hadis –baik matan ataupun sanad- yang dilakukan oleh para ulama terdahulu adalah untuk menjaga validitas hadis itu sendiri dari unsur-unsur lain yang bukan hadis. Sehingga muncul istilah-istilah seperti hadis sahih, hadis dhaif, hadis hasan dan hadis maudhu. Dalam artian, ada hadis yang benar-benar hadis dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, bahkan ada juga hadis yang sebenarnya tidak bisa disebut hadis (psudou-hadis, maudhu'). Pengkategorian seperti itu adalah hasil dari kritik hadis yang dilakukan oleh para ulama sepanjang lintasan sejarah. Makalah ini menghasilkan setidaknya kita bisa menyimpulkan bahwa sasaran kritik mereka tertuju pada sumber, sanad, matan dan hadis-hadis yang ahad. Tentu kritikan tersebut tidak serta-merta dapat diterima dan dipertanggung jawabkan secara ilmiah, mengingat ada beberapa problem yang harus diluruskan ketika kegiatan kritik hadis dalam perspektif sekuler dilakukan. Dalam konteks ini, kritik tersebut dilakukan oleh orientalis dan para pengikutnya sebagaimana yang telah dijelaskan