Burubg maleo (Macrocephalon maleo Sal.Muller) merupakan salah satu satwa endemik Sulawesi yang sedang terancam kepunahan akibat eksploitasi belebihan terhadap telurnya. Untuk mengantisipasi penurunan populasi, di beberapa habitat telah dibuat penetasan buatan secara in-situ. Meskipun demikian, sejauh ini usaha tersebut kurang berhasil. Di satu sisi hampir 50% telur gagal menetas, di sisi lain banyak anak maleo yang telah menetas tidak siap dilepaskan ke alam. Anak - anak maleo tersebut memerlukan waktu satu atau dua hari untuk memulihkan diri dan mengumpulkan tenaga agar siap bertahan hidup di habitat alaminya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari preferensi dan konsumsi pakan anak maleo selama dalam masa penyapihan. Enam anak maleo diteliti di kandang penetasan di Tanjung Bakiriang (Sulawesi Tengah) untuk mengetahui preferensinya terhadap pakan yang akan diberikan. Penelitian ini merupakan Rancangan Acak Lengkap. Nilai - nilai tengah dibandingkan denga Uji Beda Nyata Terkecil. Neu's index digunakan untuk merengking urutan preferensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam lima hari pertama setelah menetas anak maleo memiliki preferensi terhadap jenis pakan tertentu. Urutan pakan paling disukai adalah padi (Oryza sarifa)_diikuti _ oleh kacang tanah (Arachis hypogaea), jagung kuning (Zea mays), Kacang ijo (Phaseolus radiatus), kedelai (Glycine max), dan daging kelapa (Cocos nucifera). Berat rata - rata pakan harian yang dikosumsi adalah 88,81 g per individu, Komposisi berat yang dikonsumsi dari kelima jenis pakan tersebut adalah 38,5% beras, 16,3% kacang tanah, 14,3 jagung kuning, 12,8% kacang ijo, dan 6,0% daging kelapa. Energi metabolik yang dikosumsi oleh seekor anak maleo dalam masa lima hari pertama setelah menetas adalah 345,04 kal/hari.