Daerah Aliran Sungai (DAS) secara alamiah merupakan satuan hidrologis, sehingga dampak pengelolaan yang dilakukan di dalam DAS akan terindikasikan dari keluarannya yang berupa tata air. Penutupan vegetasi hutan memegang peranan penting dalam pengaturan sistem hidrologi, terutama "efek spons" yang menyerap air hujan dan mengatur alirannya sehingga mengurangi banjir dan menjaga ketersediaan air di musim kemarau. Fungsi tersebut akan hilang jika vegetasi di wilayah DAS yang lebih tinggi hilang atau rusak sehingga perlu direhabilitasi. Percobaan rehabilitasi dilakukan di DAS Mikro Datara yang secara administratif terletak di dua kelurahan, yaitu Kelurahan Garasi dan Kelurahan Gantarang, Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa. Berdasarkan iklim, ketinggian, topografi, karakter tanah dan kondisi sosial masyarakat, jenis tanaman penghasil kayu yang dapat digunakan untuk rehabilitasi lahan di DAS Datara Kabupaten Gowa, antara lain: mahoni dan suren. Pada rehabilitasi lahan diterapkan perlakuan jarak tanam dan komposisi tanaman pokok. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam dan komposisi tanaman pokok belum berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi dan diameter batang tanaman suren dan mahoni hingga umur 30 bulan di lapangan.