Latar belakang: Berat badan lahir rendah meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir. Hasil Riskesdas 2010 dan 2013 menunjukkan penurunan angka prevalensi berat badan lahir rendah dari 11,1% menjadi 10,2%. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor risiko yang berkaitan dengan kejadian berat badan lahir rendah pada kehamilan cukup bulan. Metode: Penelitian potong lintang di dua rumah sakit di Jakarta dengan menggunakan data sekunder. Data rekam medik wanita yang melahirkan pada periode 1 Januari sampai 31 Desember 2011 dipilih secara purposif. Berat badan lahir rendah adalah berat badan kurang dari 2500g pada bayi baru lahir. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi logistik. Hasil: Pada analisis ini didapatkan 2242 subyek yang memenuhi kriteria, dari 4191 subyek. Proporsi berat badan lahir rendah adalah 9,5%. Jika dibandingkan dengan primipara, wanita nullipara memiliki risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah 46% lebih tinggi [adjusted odds ratio (ORa) = 1.46; P=0.030]. Selanjutnya, jika dibandingkan dengan bayi laki-laki, bayi perempuan memiliki risiko 42% lebih tinggi mengalami berat lahir rendah (ORa = 1.42; P=0.017) Kesimpulan: Bayi berat badan lahir rendah pada kehamilan cukup bulan lebih sering ditemukan pada wanita nullipara dan bayi perempuan. Kata kunci: paritas, jenis kelamin bayi, berat badan lahir rendahBackground: Low birth weight infants tend to increase the occurence of early infant mortality and morbidity. The survey in Indonesia suggested that the prevalence of low birth weight declined from 11.1% in 2010 to 10.2% in 2013. This study aims to identify the risk factors of low birth weight infant in full term pregnancy. Methods: This was a cross-sectional study using secondary data from two hospitals in Jakarta. The data was obtained from medical records of pregnant women who gave birth during the period of January 1 to December 31, 2011. Multivariat logistic regression model with stepwise method was used to analyze the risks of low birth weight. Results: The sample size in this study was 4191 subjects. Out of them 2242 subjects met the inclusion criteria. The proportion of low birth weight was 9.5%. Compared with primipara, nullipara had 46 % increased risk to have LBW infant (ORa = 1.46; P=0.030), meanwhile primipara and nullipara did not have significant difference for having LBW infants (ORa = 0.90; P=0.614). In term of sex of infants, female infant had 42% higher risk of having LBW infant compared with male infant (ORa = 1.42; P=0.017). Conclusion : Low birth weight infants in full term pregnancies are more common in nullipara and most of the LBW infants are female