Recently Published
Most Viewed
Statistik Deskriptif Dalam Penelitian Kualitatif Image
Journal article

Statistik Deskriptif Dalam Penelitian Kualitatif

Descriptive statistics are statistics used to analyze data in ways that describe or depict the data that has been collected as it is without intending to generally accepted conclusions or generalizations. Therefore, in order to ensure the validity of results from data obtained three stages required therein or better known as the basic foundation that is; The first variation where statistics works with changing circumstances. The second reduction means that not all of the information that must be processed. Not all people have studied (population), but simply with less samples are representative only. Thirdly, the generalization is to draw general conclusions that apply to members of the population based on representative samples. Through these stages at least, researchers will be able to produce comprehensive data and findings can be justified scientifically. It is therefore essential for researchers to use statistical methods descriptive qualitative research, as a form of research on social phenomena that tend to be captured. Through the ability if a database owned by qualitative descriptive method, it is helpful in making the observations in the form of measures in the form of numbers. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Oleh karena itu guna menjamin hasil dari kevalidan data yang diperoleh diperlukan tiga tahapan di dalamnya atau lebih dikenal sebagai landasan pokok yaitu; pertama variasi dimana statistik bekerja dengan keadaan yang berubah-ubah. Kedua reduksi artinya tidak seluruh informasi yang harus diolah. Tidak seluruh orang harus diteliti (populasi), melainkan cukup dengan sampel-sampel yang mewakilinya saja. Ketiga, generalisasi yaitu menarik kesimpulan umum yang berlaku untuk anggota-anggota populasinya berdasarkan sampel-sampel yang representatif. Melalui tahapan tersebut paling tidak peneliti akan mampu menghasilkan temuan data yang komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Sebab itu sangat penting bagi peneliti untuk menggunakan metode statistik deskriptif pada penelitian kualitatif, sebagai bentuk penelitian tentang yang cenderung memotret fenomena sosial. Melalui kemampuan olah basis data yang dimiliki oleh metode kualitatif deskriptif, sangatlah membantu dalam melakukan pengamatan dalam bentuk ukuran-ukuran berupa angka-angka.
Urgensi Manajemen Dalam Pengembangan Aktivitas Dakwah Image
Journal article

Urgensi Manajemen Dalam Pengembangan Aktivitas Dakwah

Da'wah in practical terms, always in touch with the community. Therefore requires a specific set of supporters in achieving its objectives, namely the setting or the good management and direction. In missionary activity there will be a very complex problem, if no good management, systematic, and purposeful. Implementation of propaganda will work effectively and efficiently when it first be able to identify the problems faced by the community. Then, on the basis of control of the situation and conditions for propaganda, formulate an appropriate plan. The dynamics of the problem requires people with a variety of actors preaching able to devise a proper plan-as the basis of a movement dakwah-, and arrange and organize the subject of preaching in a certain propaganda units. To realize and ground the teachings of Islam in public life, the propaganda must be properly managed, to meet the needs of society. Dakwah dalam tataran praktis, selalu berhubungan dengan masyarakat. Oleh karenanya membutuhkan seperangkap pendukung dalam mencapai tujuan, yaitu pengaturan atau manajemen yang baik dan terarah. Dalam aktivitas dakwah akan timbul masalah yang sangat kompleks, apabila tidak dilakukan manajemen yang baik, sistematis, dan terarah. Penyelenggaraan dakwah akan berjalan dengan efektif dan efisien apabila terlebih dahulu dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang tengah dihadapi oleh masyarakat. Kemudian, atas dasar pengendalian situasi dan kondisi tempat untuk dakwah, disusunlah suatu rencana yang tepat. Dinamika masyarakat dengan berbagai problemnya mengharuskan para pelaku dakwah mampu menyusun rencana yang tepat –sebagai dasar dari sebuah gerakan dakwah, dan mengatur dan mengorganisir subjek dakwah ke dalam kesatuankesatuan dakwah tertentu. Untuk mewujukan dan membumikan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat, maka dakwah harus dikelola dengan baik, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Suggested For You
Pembentukan Jiwa Manusia Melalui Pesan Tauhidullah Image
Journal article

Pembentukan Jiwa Manusia Melalui Pesan Tauhidullah

Human being consists of two integrated elements, the spirit and the body. Both elements need supplies to achieve a condition of being “taqwa”, that is the willing to obey all the rules of God and avoid His prohibition. Through the spirit, a human being can generate either good or bad deeds. In order to have a spirit that always drives and guides human being to perform good deeds, it should be managed with tauhidullah da'wa message, which means admitting the Allah as the one and only God, either in the concept of creation (rabb), possession (Malik), or de pendency (ilah) of human being towards Him. Applying the principles will form healthy, sincere, and optimistic human spirit in facing the dynamics of life as well as being positive and happy in accepting one's destiny. For that reason, tauhidullah message will form human spirit of good morality. Manusia terintegrasi dari unsur jiwa dan raga. Kedua unsur tersebut membutuhkan makanan dan asupan agar terlahir manusia-manusia yang bertakwa. Melalui jiwa, manusia dapat menggerakkan perilakunya pada hal yang baik dan buruk. Agar jiwa senantiasa bergerak dan membimbing pada perilaku yang baik maka ia harus dikelola dengan pesan dakwah tauhidullah. Tauhidullah adalah meng-Esa-kan Allah SWT, baik dalam konsep penciptaan (rabb), pemilikan (Malik) dan kebergantungan (ilah) manusia kepada-Nya. Dari ketiganya akan membentuk jiwa-jiwa manusia yang sehat, ikhlas, optimis dalam menghadapi dinamika kehidupan. Senantiasa positif dan bahagia dalam menerima sunatullah yang telah menjadi ketetapan-Nya. Oleh karena itu, pesan tauhidullah menjadi pesan pembentuk jiwa manusia agar menjadi orang-orang yang berakhlak mulia.
Read more articles